KLIKTREND.com – Nama Ananda Badudu serentak menjadi topik perbincangan publik di tengah aksi mahasiswa menolak RKUHP beberapa hari terakhir ini.
Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para mahasiswa di seluruh wilayah tanah air pada Senin (23/9/2019) dan Selasa (24/9/2019) turut menyita perhatian publik tanah air.
Sosok Ananda Badudu pun tidak luput dari perhatian publik di tengah memanasnya gelombang aksi mahasiswa ini.
Trending: Dukung Aksi Mahasiswa, Ananda Badudu: Jokowi Bagian dari Masalah
Ananda Kumpulkan Dana untuk Demo Mahasiswa
Ananda Badudu rupanya menjadi salah satu tokoh yang memiliki kontribusi terhadap aksi mahasiswa di gedung DPR-RI kemarin.
Demo yang digelar untuk memprotes revisi UU KPK, RKUHP, hingga revisi UU Ketenagakerjaan itu mengundang animo luar biasa dari berbagai kalangan.
Termasuk salah satunya adalah Ananda Badudu, sosok yang berhasil mengumpulkan dana ratusan juta Rupiah demi demo di Gedung DPR.
Ananda Badudu menjadi sorotan karena menjadi tokoh kunci pengumpulan dana bernilai fantastis untuk demo di Gedung DPR.
Mendapatkan dana dalam jumlah yang begitu fantastis tentunya mengundang sorotan publik di sleuruh tanah air.
Trending: 25 Poster dan Spanduk Lucu Saat Aksi Demo Mahasiswa
Lantas darimanakah jumlah dana yang begitu besar yang dikumpulkan Ananda Badudu untuk mendukung aksi mahasiswa dan bagaimana cara mendapatkan dana tersebut?
Pasalnya pengumpulan dana tersebut digalang Ananda melalui situs Kitabisa.com sejak Minggu (22/9/2019).
Pantauan Kliktrend.com, di situs Kitabisa.com, hingga hari ini (25/9/2019) sudah terkumpul dana lebih dari Rp 175 juta untuk mendukung demo mahasiswa di Gedung DPR.
Dana tersebut terkumpul lewat 2129 donasi dari masyarakat yang merasa terafiliasi dengan tuntutan mahasiswa atas perubahan peraturan perundang-undangan terkait.
Dalam deskripsi yang dibuat di situs Kitabisa.com, Ananda menyebutkan bahwa pengumpulan dana ini ditujukan untuk 3 keperluan.
Yakni meliputi logistik seperti makanan dan minuman, serta perangkat pendukung berupa mobil komando.
Namun dalam praktiknya tak cuma 3 hal tersebut yang terakomodasi dari galang dana Ananda.
Update terakhir yang ditulis Ananda di laman kampanye Kitabisa.com, dana tahap ketiga digunakan untuk alat kesehatan.
Diantaranya ada ambulans, kaleng oksigen, dan penanganan mahasiswa yang dilarikan ke rumah sakit.
Dalam update Twitter @anandabadudu, sepanjang petang kemarin Ananda aktif mengunggah cuitan berupa update pengiriman ambulans ke berbagai wilayah aksi mahasiswa.
Ambulans-ambulans ini dikerahkan ke berbagai wilayah dari mulai Semanggi, Stadion Gelora Bung Karno (GBK), hingga seputaran Gedung TVRI.
Pada awalnya, galang dana Ananda ini hanya ditargetkan mencapai Rp 50 juta saja. Namun, hingga kampanye ditutup dana yang terkumpul sebesar Rp 175.696.688.
Trending: 25 Poster dan Spanduk Lucu Saat Aksi Demo Mahasiswa
Sosok Ananda Badudu
Berhasil kumpulkan dana ratusan juta Rupiah untuk demo mahasiswa, siapakah sosok Ananda Badudu yang sebenarnya? Rupanya, bagi penikmat musik indie, nama Ananda Badudu sudah tak asing lagi terdengar.
Mengutip artikel terbitan Tribun Jakarta, Ananda adalah salah satu personil band Banda Neira yang juga digawangi kakak Isyana Sarasvati, Rara Sekar.
Mulai melejit pada tahun 2012 lalu, sayangnya Banda Neira memutuskan untuk membubarkan diri pada Desember 2016.
Namun, hingga kini Ananda dan Rara masih aktif dalam kegiatan bermusik. Bukan cuma karier di bidang musik saja. Ananda Badudu juga rupanya pernah berkarier sebagai wartawan di Tempo.
Dalam laman LinkedIn Ananda Badudu, tertulis bahwa dirinya pernah menjadi wartawan di PT Tempo Inti Media Tbk. Sosok Ananda juga rupanya bukanlah orang sembarangan.
Kompas.com memberitakan, Ananda adalah cucu dari ahli bahasa kenamaan sekaligus Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Padjajaran, JS Badudu.
JS Badudu dikenal masyarakat sejak tampil dalam acara Pembinaan Bahasa Indonesia yang tayang di TVR pada 1977-1979 dan 1985-1986, yang mana pada saat itu TVRI adalah satu-satunya stasiun televisi di Indonesia.
JS Badudu juga telah menelurkan karya yang tak main-main, termasuk Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994) revisi kamus Sutan Muhammad Zain.
Ada juga Kamus Kata-kata Serapan Asing yang terbit pada 2003 dan Kamus Peribahasa (2008).
Sebelum menyandang gelar sebagai Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Padjajaran, JS Badudu mendapatkan titel Doktor dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 1975. JS Badudu wafat pada 12 Maret 2016 karena komplikasi penyakit.*