Kliktrend.com – Artis Zaskia Sungkar akhirnya angkat bicara terkait kasus korupsi yang menjerat sang ayah, Mark Sungkar.
Dalam pernyataannya, Zaskia mengungkapkan bahwa ayahnya telah mengembalikan uang yang dianggap merugikan negara.
Hal itu diungkapkan Zaskia Sungkar dalam sebuah video yang diunggah di Kanal YouTubenya sebagaimana dikutip Kliktrend.com, Kamis (11/3/2021).
Baca juga: Pakar Ekspresi Soroti Tanggapan Kaesang Pangarep dan Kakak Felicia Tissue
Tanggapan Zaskia Sungkar
Dalam video yang diunggah di Kanal YouTubenya, Zaskia berujar, uang sebesar Rp 339,7 juta itu telah dikembalikan pihaknya dua tahun lalu.
“Padahal dari satu setengah, hampir dua tahun yang lalu lah, hampir dua tahun lalu itu sudah kami kembalikan yang dianggap itu adalah merugikan negara,” tegas Zaskia seperti dikutip Kliktrend.com dalam kanal YouTube-nya, Kamis (11/3/2021).
Menurut Zaskia, padahal uang yang dikembalikan itu sudah menjadi hak ayahnya dan para atlet yang lain.
Namun, kata Zaskia, dia dan ayahnya tidak mau ambil pusing dan memilih untuk mengembalikan uang tersebut ke negara.
“Itu haknya papa dan para atlet. Yang dianggap itu pun kami, ‘ya sudah balikin’, Shireen juga bilang, ‘ya sudahlah pah, itu kan hak papa, nanti tagih lagi aja di akhirat, susah amat’, itu sudah dikembalikan semuanya,” ujar Zaskia.
Adapun, artis peran Mark Sungkar yang juga mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Triathlon Indonesia (PPFTI) terjerat kasus korupsi.
Ayah Shireen dan Zaskia Sungkar ini didakwa memperkaya diri Rp 339,7 juta atas laporan keuangan fiktif kegiatan dana Pelatnas Asian Games 2018 di Bandung, Jawa Barat.
Dalam dakwaannya, Mark Sungkar disebut tidak segera mengembalikan dana sisa kegiatan ke kas negara yang ditransfer pihak The Cipaku Garden Hotel.
Diketahui pada 2017, Mark Sungkar mengajukan proposal kegiatan bertajuk “Era Baru Triathlon Indonesia” ke Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) senilai Rp 5,072 miliar.
Namun, sisa uang Rp 399,7 juta dari kegiatan diduga digunakan untuk memperkaya diri sendiri.
Mark Sungkar juga terbukti memperkaya orang lain, di antaranya Andi Ameera Sayaka sebesar Rp 20,65 juta, Wahyu Hidayat Rp 41,3 juta, Eva Desiana sebesar Rp 41,3 juta, Jauhari Johan Rp 41,3 juta, atau pihak korporasi The Cipaku Garden Hotel atas nama Luciana Wibowo Rp 150,65 juta.
Jika ditotal, kerugian keuangan negara atas tindakan itu sebesar Rp 694,9 juta sebagaimana laporan hasil audit BPKP.
Atas perbuatannya, Mark Sungkar didakwa melanggar Pasal 2 Ayat (1) Jo Pasal 18 Ayat (1) huruf b Undang-undang (UU) Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi subsider Pasal 3 Jo Pasal 18 Ayat (1) huruf b UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi lebih subsider Pasal 9 Jo Pasal 18 Ayat (1) huruf b Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Baca juga: Ari Lasso Ceritakan Pangalaman Terkena Covid-19 Hingga Batalkan 3 Konser
Pengakuan Mark Sungkar
Aktor senior Mark Sungkar angkat bicara perihal kasus dugaan korupsi kegiatan Triatlon dana Pelatnas Asian Games 2018 di Bandung, Jawa Barat, yang menjeratnya di kursi terdakwa.
Selama berjalannya proses hukum, Mark Sungkar mengikuti prosedur yang berlaku atas bentuk tanggungjawabnya.
“Saya hanya menjawab, Allah maha tahu, dan tidak akan tidur,” kata Mark Sungkar disela istirahat sidang kasus korupsinya di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (9/3/2021).
Di persidangan, ayah Shireen dan Zaskia Sungkar itu sedikit kecewa dengan keterangan saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Ada empat saksi yang dihadirkan kedalam persidangan oleh JPU, yakni dari pihak Kemenpora yang memiliki sangkut pautnya dengan kasus dugaan korupsi kegiatan Triatlon dana Pelatnas Asian Games 2018 di Bandung, Jawa Barat Mark Sungkar.
“Ya sayang harusnya bisa ping pong enak kita. Kalau main ping pong yang satu diam ya enggak dapat skor ya,” ucapnya.
Mantan suami Fanny Bauty itu menyampaikan kekecewaannya dalam proses hukum, selama menjabat menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Triatlon Indonesia (PPFTI) di tahun 2018.
“Saya ingin mengetahui, mengapa FTI selalu dikriminalisasi. Mengapa sampai dari Maret MOU baru keluar Agustus saat pertandingan itu aja saya ingin tahu,” jelasnya.
“Saya ingin mengetahui, mengapa FTI selalu dikriminalisasi. Mengapa sampai dari Maret MOU baru keluar Agustus saat pertandingan itu aja saya ingin tahu,” jelasnya.
“Saya ingin mengetahui, mengapa FTI selalu dikriminalisasi. Mengapa sampai dari Maret MOU baru keluar Agustus saat pertandingan itu aja saya ingin tahu,” jelasnya.
Mark Sungkar menanyakan siapa biang masalah dalam kasus dugaan korupsi kegiatan Triatlon dana Pelatnas Asian Games 2018 di Bandung, Jawa Barat.
“Siapa biang keroknya? Kita lihat saja nanti,” ujar Mark Sungkar.*