KLIKTREND.com – Banyaknya anggota KPPS yang meninggal dalam Pemilu 2019 membawa duka yang sangat mendalam bukan hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi seluruh rakyat di tanah air.
Di Surabaya, Jawa Timur, Wali Kota Surabaya, Ibu Tri Rismaharini memberikan pekerjaan kepada istri almarhum Hariono, petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) bagian ketertiban. Hariono meninggal setelah menjalankan tugas di TPS 45, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya, Jatim.
“Saya mencoba membantulah, mengurangi beban keluarga ini,” kata Wali Kota Risma seusai takziah di kediaman almarhum Hariono Jalan Jugruk Rejosari III/10, Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, dilansir Antara, Sabtu (27/4).
[wonderplugin_video iframe=”https://www.youtube.com/watch?v=JClvl-9oAZ0″ videowidth=600 videoheight=400 keepaspectratio=1 videocss=”position:relative;display:block;background-color:#000;overflow:hidden;max-width:100%;margin:0 auto;” playbutton=”https://kliktrend.com/wp-content/plugins/wonderplugin-video-embed/engine/playvideo-64-64-0.png”]
Trending: Kelelahan Kawal Suara, Prabowo Meninggal Terkena Serangan Jantung
Membantu Pendidikan
Selain itu, Risma juga memastikan bahwa Pemkot Surabaya siap membantu pendidikan anak almarhum. Bahkan, istri almarhum Hariono, Mukholifah, sempat meminta pekerjaan kepada Wali Kota Risma. Pekerjaan yang dimintanya itu diharapkan yang dekat dengan rumahnya.
Mendapati hal itu, Risma langsung menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita. Risma meminta Febria untuk memberikan pekerjaan kepada Mukholifah di Puskesmas Pembantu Kandangan.
Hari Senin (29/4) depan, Mukholifah akan dipanggil dan apabila sudah siap, mulai 1 Mei akan bekerja di Puskesmas Pembantu Kandangan.
Trending: PSU di Purworejo, Jokowi tambah 1 Suara, Prabowo Turun 13
Risma berharap ada evaluasi tentang sistem penyelenggaraan pemilu serentak tahun ini. Sebab, apabila sistemnya masih sama seperti pemilu 2019 ini, maka banyak petugas TPS yang kelelahan.
“Mungkin ada evaluasi, karena melelahkan memang kalau sistemnya masih seperti kemarin. Petugas TPS juga berat,” katanya.
Sementara itu, istri almarhum Hariono, Mukholifah, menyampaikan terima kasih banyak atas bantuan yang diberikan oleh Wali Kota Risma dan jajaran Pemkot Surabaya. Menurutnya, memang yang paling penting adalah pendidikan kedua anaknya dan juga kebutuhan tentang pekerjaan.
“Alhamdulillah katanya Bu Risma mau dibantu pendidikan anak dan juga dikasih pekerjaan. Saya sangat bersyukur,” kata Mukholifah.
Trending: Kecewa Hanya Dapat 5 Suara, Caleg Ini Tarik Kembali Bantuan Kepada Warga
Mukholifah kemudian menceritakan kronologi meninggalnya sang suami. Dia menjelaskan bahwa almarhum Hariono mengalami kelelahan saat bertugas menjaga TPS 45 sampai dengan Kamis (18/4) pukul 08.00 WIB.
Setelah pulang ke rumah, Hariono mengeluh kepada istrinya seluruh badannya terasa capek karena tidak duduk atau istirahat selama berjam-jam di TPS. Hariono yang merasa kelelahan, seketika tidur di rumah hingga malam hari. Keesokan harinya, almarhum badannya terasa sakit, kemudian dibawa ke dokter.
“Kemudian pada hari Minggu-Senin, kondisinya semakin drop dan akhirnya pada hari Senin (22/4) sekitar pukul 14.30 WIB, almarhum meninggal dunia di rumah,” katanya.
Diketahui sudah tiga hari berturut-turut Wali Kota Risma bersama jajarannya keliling mengunjungi rumah keluarga petugas KKPS yang meninggal.
( Kumparan )