KLIKTREND.com – Foto seorang reporter TV yang tengah menyampaikan berita seputar perkembangan virus Corona, membuat heboh warganet. Pasalnya, sang reporter mengenakan masker respirator yang biasanya untuk melindungi diri gas beracun atau partikel berbahaya lainnya.
Diketahui, saat itu sang reporter tengah melaporkan situasi terkini di rumah pasien positif virus Corona di Depok, Jawa Barat pada Senin (2/3/2020) malam.
Penampilannya memakai masker itu pun menjadi pembicaraan di media sosial. Warganet pun mempertanyakan penggunaan masker yang biasa digunakan di lingkungan industri dengan kontaminasi gas dan bahan kimia tersebut.
Trending: Kondisi Rumah 2 Warga yang Terinfeksi Corona di Depok, Begini Faktanya
Tanggapan dr. Tirta Soal Penggunaan Masker Gas
Dokter Tirta Mandira Hudhi, turut angkat bicara terkait viralnya reporter TV yang menggunakan masker gas saat live report kasus Corona tersebut.
Dokter yang juga seorang Youtuber itu mempertanyakan, mengapa sang reporter menggunakan masker gas saat siaran. Menurutnya, niat baik mengabarkan berita oke saja, namun ketika masyarakat cek masker pasti panik dan menjadi viral.
Menurutnya, hal ini bisa menjadi viral karena fokusnya bukan pada berita virus Corona melainkan pada masker yang digunakan reporter. Maka dari itu dokter Tirta mempertanyakan koordinasi tim tersebut.
Saya kadang miris dengan framing televisi yg mempositioningkan diri sebagai televisi berita tapi menyajikan berita berlebihan begini.
Ketakutan wajarlah, tapi ngapain harus overreacted kayak begini😏 pic.twitter.com/jTVrYCmtyS
— 🐥 EasyPeasy (@NayDonuts) March 2, 2020
Trending: 7 Fakta Soal Warga yang Dikabarkan Positif Terinfeksi Virus Corona
Berikut tanggapan lengkap dokter Tirta melalui unggahan Instagramnya terkait hebohnya foto reporter TV yang menggunakan masker gas saat live report kasus Corona.
“Ngapain siaran pake GAS MASK? Niat baik oke. Kabarin berita. But. Begitu orng cek masker, pasti panik? Iye lah. Viral? Iya. Tapi fokusnya ga kebrita lagi lagi, tapi ke masker ini. Ini koordinasi timnya gimana? Mosok gini to. Ga ngulik dulu, jenis2 masker. Masa ga siap2 dulu ketika mau live?
Efeknya ? Banyak orng awam tny “itu masker apa?” Dan. Jelas. Heboh. Lha live ini bos
Kok iso lho masuk liveeeeee. Dan ini tergolong fatal, kenapa? Karena anjuran menkes aja . Masker itu untuk pasien dan orang beresiko, orng yg pake transport umum, DAN maskernya pun yg disposable
Gas mask itu, biasanya buat menahan debu dan logam berat, lah emang mau buat radiasi + graffiti ? Come on ?!?! PAKE gas MASK buat nangkal virus? Ayolah -.- dokter ga ada yg pernah pake itu bosku ketika operasi
Bahkan dokter di afrika ketika brantas ebola ga gitu banget
Maximal n95 lah. (Ini aja udah high banget) udah nangkal bakteri tbc, campak, dan airbone disease lainnya
Ayolah. Pikirkan orng orng yg liat brita ini. Dan gimana paniknya orng awam
Semua ada sebab akibat, kenapa ga dpikirkan impact nya. Sebelum make? Ini pasti ada tim nya kan? Mosok gegabah to
Tolonglah. Koordinasinya diperbaiki. Impact kalian besar. Jangan sampe niat baik bergeser jadi begini.”
Trending: Tak Mungkin Bersama, Lagu Judika yang Bikin Tangis BCL Pecah
Reporter Pakai Masker Gas, Ini Tanggapan TvOne
Terkait heboh warganet soal reporternya yang menggunakan masker gas saat live report, pihak tvOne pun memberikan penjelasan.
Ecep Suwardaniyasa selaku GM News Gathering tvOne mengatakan, pihaknya tak bermaksud membuat publik panik dengan penggunaan masker tersebut.
Ia menjelaskan, masker gas air mata itu dipilih karena stok masker lainnya habis.
“Kami tidak bermaksud membuat kepanikan, sama sekali tidak. Hanya saja stok masker kosong di mana-mana. Dan saat yang sama kami juga tidak mau ambil risiko,” jelas Ecep dalam keterangannya, Selasa (3/3/2020).
Ia menjelaskan, masker itu cocok untuk menangkal penularan virus Corona. Katanya, mencegah lebih baik daripada tertular.
“Masker yang dipakai reporter kami adalah masker yang secara kualitas teruji menangkal virus. Mencegah jauh lebih baik daripada mengambil risiko tertular virus,” jelas dia.
“Kami selalu berusaha untuk melakukan disclaimer. Terima kasih untuk masukan kritiknya, menjadi pelajaran kami ke depan,” imbuh Ecep.*