Rahasia Membangun Komunikasi Terbuka dengan Pasangan Koleris

Rahasia Membangun Komunikasi Terbuka dengan Pasangan Koleris

Definisi dan Contoh Membangun Keterbukaan dalam Komunikasi dengan Pasangan Koleris

Membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris adalah proses menciptakan lingkungan yang aman dan suportif di mana kedua belah pihak dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka secara jujur dan terbuka. Hal ini melibatkan penciptaan rasa saling percaya dan pengertian, serta kemauan untuk mendengarkan dan memahami perspektif pasangan.Contoh membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris meliputi: Menggunakan “aku” pernyataan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran Menghindari menyalahkan atau mengkritik pasangan Mendengarkan secara aktif dan mencoba memahami perspektif pasangan Menghargai perbedaan pendapat dan mencari titik temu Menciptakan lingkungan yang aman dan tidak menghakimi di mana pasangan merasa nyaman untuk berbagi

Pentingnya, Manfaat, dan Konteks Sejarah

Membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris sangat penting untuk hubungan yang sehat dan memuaskan. Hal ini memungkinkan terjadinya keintiman dan koneksi yang lebih dalam, mengurangi kesalahpahaman dan konflik, serta meningkatkan kepuasan hubungan secara keseluruhan.Manfaat membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris meliputi: Hubungan yang lebih kuat dan langgeng Peningkatan keintiman dan koneksi Resolusi konflik yang lebih efektif Peningkatan kepuasan hubungan Kesehatan mental dan emosional yang lebih baik

Transisi ke Topik Artikel Utama

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang pentingnya membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris. Kita akan mengeksplorasi hambatan umum untuk keterbukaan, strategi untuk meningkatkan keterbukaan, dan manfaat keterbukaan dalam hubungan koleris.

Membangun Keterbukaan dalam Komunikasi dengan Pasangan Koleris

Membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris sangat penting untuk hubungan yang sehat dan memuaskan. Berikut adalah tujuh aspek penting yang perlu dipertimbangkan:

  • Kepercayaan: Menciptakan lingkungan yang aman dan saling percaya di mana kedua belah pihak merasa nyaman berbagi pikiran dan perasaan.
  • Pendengaran aktif: Mendengarkan secara penuh perhatian dan mencoba memahami perspektif pasangan tanpa menghakimi.
  • Ekspresi diri: Mengekspresikan pikiran dan perasaan secara jujur dan terbuka, menggunakan “aku” pernyataan dan menghindari menyalahkan atau mengkritik pasangan.
  • Perbedaan pendapat: Menghargai perbedaan pendapat dan mencari titik temu, mengakui bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan sehat dalam suatu hubungan.
  • Batasan: Menyepakati batasan yang jelas untuk komunikasi yang sehat, seperti menghindari kata-kata yang menyakitkan atau merendahkan.
  • Kesabaran: Membangun keterbukaan membutuhkan waktu dan usaha. Penting untuk bersabar dan gigih dalam upaya menciptakan lingkungan komunikasi yang aman dan terbuka.
  • Dukungan profesional: Jika mengalami kesulitan membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan, jangan ragu untuk mencari dukungan dari terapis atau konselor profesional.

Ketujuh aspek ini saling terkait dan sangat penting untuk membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris. Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan suportif, mempraktikkan mendengarkan aktif, dan mengekspresikan diri secara jujur, pasangan dapat mengatasi hambatan terhadap keterbukaan dan membangun hubungan yang lebih kuat dan memuaskan.

Kepercayaan

Kepercayaan adalah dasar dari keterbukaan dalam komunikasi. Ketika pasangan merasa aman dan percaya satu sama lain, mereka lebih cenderung untuk berbagi pikiran dan perasaan yang sebenarnya. Hal ini menciptakan lingkungan yang kondusif untuk komunikasi yang jujur dan terbuka.

  • Komponen Kepercayaan

    Komponen utama kepercayaan dalam komunikasi meliputi:

    • Kejujuran dan integritas
    • Konsistensi dan keandalan
    • Saling menghargai dan pengertian
    • Komitmen untuk menjaga rahasia dan privasi
  • Contoh Kepercayaan dalam Komunikasi

    Contoh kepercayaan dalam komunikasi meliputi:

    • Bersedia berbagi informasi pribadi dan rahasia
    • Merasa nyaman mengungkapkan pendapat dan perasaan yang sebenarnya
    • Menghormati batasan dan privasi pasangan
    • Tahu bahwa pasangan akan ada untuk mereka, bahkan ketika mereka melakukan kesalahan
  • Implikasi Kepercayaan dalam Komunikasi dengan Pasangan Koleris

    Membangun kepercayaan sangat penting dalam komunikasi dengan pasangan koleris. Pasangan koleris cenderung lebih ekspresif dan blak-blakan, sehingga mereka mungkin lebih cenderung mengatakan hal-hal yang menyakitkan atau menyinggung jika mereka tidak merasa aman dan percaya. Dengan membangun kepercayaan, pasangan koleris dapat merasa lebih nyaman mengekspresikan diri mereka tanpa takut akan penilaian atau kritik.

Kepercayaan adalah landasan dari komunikasi yang terbuka dan jujur. Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan saling percaya, pasangan dapat mengatasi hambatan terhadap keterbukaan dan membangun hubungan yang lebih kuat dan memuaskan.

Pendengaran aktif

Mendengarkan secara aktif adalah komponen penting dalam membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris. Pasangan koleris cenderung lebih ekspresif dan blak-blakan, sehingga mereka mungkin lebih cenderung mengatakan hal-hal yang menyakitkan atau menyinggung jika mereka tidak merasa didengarkan atau dipahami.

Dengan mendengarkan secara aktif, pasangan dapat menunjukkan bahwa mereka peduli dengan apa yang dikatakan pasangannya dan bahwa mereka ingin memahami perspektif mereka. Hal ini menciptakan lingkungan yang aman dan suportif di mana pasangan koleris merasa nyaman mengekspresikan diri mereka tanpa takut akan penilaian atau kritik.

Contoh mendengarkan aktif dalam komunikasi dengan pasangan koleris meliputi:

  • Memberikan perhatian penuh kepada pasangan saat mereka berbicara.
  • Menjaga kontak mata dan menunjukkan bahasa tubuh yang positif.
  • Mengajukan pertanyaan klarifikasi untuk menunjukkan bahwa Anda tertarik dan ingin memahami.
  • Meringkas apa yang dikatakan pasangan untuk menunjukkan bahwa Anda telah memahaminya.
  • Menghindari menyela atau menghakimi pasangan saat mereka berbicara.

Dengan mempraktikkan mendengarkan aktif, pasangan dapat mengatasi hambatan terhadap keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris. Hal ini menciptakan lingkungan yang aman dan suportif di mana kedua belah pihak merasa nyaman berbagi pikiran dan perasaan, sehingga memperkuat hubungan dan meningkatkan kepuasan hubungan secara keseluruhan.

Ekspresi diri

Ekspresi diri adalah aspek penting dalam membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris. Pasangan koleris cenderung lebih ekspresif dan blak-blakan, sehingga mereka mungkin lebih cenderung mengatakan hal-hal yang menyakitkan atau menyinggung jika mereka merasa tidak didengarkan atau dipahami.

Dengan mengekspresikan pikiran dan perasaan secara jujur dan terbuka, pasangan dapat menunjukkan bahwa mereka peduli dengan apa yang dikatakan pasangannya dan bahwa mereka ingin memahami perspektif mereka. Hal ini menciptakan lingkungan yang aman dan suportif di mana pasangan koleris merasa nyaman mengekspresikan diri mereka tanpa takut akan penilaian atau kritik.

  • Komponen Ekspresi Diri

    Komponen utama ekspresi diri dalam komunikasi meliputi:

    • Kejujuran dan integritas
    • Kejelasan dan keterbukaan
    • Menggunakan “aku” pernyataan
    • Menghindari menyalahkan atau mengkritik pasangan
  • Contoh Ekspresi Diri dalam Komunikasi dengan Pasangan Koleris

    Contoh ekspresi diri dalam komunikasi dengan pasangan koleris meliputi:

    • Menggunakan “aku” pernyataan untuk mengekspresikan perasaan, seperti “Aku merasa sedih ketika kamu mengatakan itu kepadaku.”
    • Menghindari menyalahkan atau mengkritik pasangan, seperti “Kamu selalu membuatku kesal.” Sebaliknya, fokuslah pada bagaimana perilaku pasangan memengaruhi Anda, seperti “Aku merasa kesal ketika kamu tidak menepati janji.”
    • Bersedia berkompromi dan mencari solusi bersama, seperti “Aku mengerti kamu ingin menonton film, tapi aku lebih suka kita jalan-jalan. Bagaimana kalau kita bergantian?”
  • Implikasi Ekspresi Diri dalam Komunikasi dengan Pasangan Koleris

    Ekspresi diri yang efektif sangat penting dalam komunikasi dengan pasangan koleris. Hal ini memungkinkan pasangan koleris untuk merasa didengarkan dan dipahami, sehingga menciptakan lingkungan yang aman dan suportif untuk komunikasi yang terbuka dan jujur.

Dengan mempraktikkan ekspresi diri yang efektif, pasangan dapat mengatasi hambatan terhadap keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris. Hal ini menciptakan lingkungan yang aman dan suportif di mana kedua belah pihak merasa nyaman berbagi pikiran dan perasaan, sehingga memperkuat hubungan dan meningkatkan kepuasan hubungan secara keseluruhan.

Perbedaan Pendapat

Perbedaan pendapat merupakan bagian tak terpisahkan dari setiap hubungan, termasuk hubungan dengan pasangan koleris. Perbedaan pendapat dapat muncul karena berbagai alasan, seperti perbedaan latar belakang, nilai-nilai, atau pengalaman hidup. Namun, perbedaan pendapat tidak harus menjadi sumber konflik atau perpecahan dalam suatu hubungan.

Dalam konteks membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris, menghargai perbedaan pendapat dan mencari titik temu sangatlah penting. Pasangan koleris cenderung lebih ekspresif dan blak-blakan, sehingga mereka mungkin lebih cenderung mengungkapkan perbedaan pendapat mereka dengan cara yang langsung atau bahkan konfrontatif. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk memahami dan menghargai perspektif pasangan koleris, meskipun mereka tidak setuju dengannya.

Dengan menghargai perbedaan pendapat, pasangan dapat menciptakan lingkungan yang aman dan suportif di mana kedua belah pihak merasa nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka tanpa takut akan penilaian atau kritik. Hal ini memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih terbuka dan jujur, yang pada akhirnya dapat memperkuat hubungan dan meningkatkan kepuasan hubungan secara keseluruhan.

Mencari titik temu juga merupakan aspek penting dalam membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris. Ketika terjadi perbedaan pendapat, penting untuk fokus pada menemukan solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Hal ini dapat dicapai dengan berdiskusi secara terbuka dan jujur, serta dengan bersedia berkompromi dan mencari titik temu.

Menghargai perbedaan pendapat dan mencari titik temu tidak selalu mudah, terutama dalam hubungan dengan pasangan koleris. Namun, dengan usaha dan komitmen, pasangan dapat mengatasi hambatan ini dan membangun hubungan yang lebih kuat dan memuaskan.

Batasan

Menyepakati batasan yang jelas untuk komunikasi yang sehat sangat penting untuk membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris. Pasangan koleris cenderung lebih ekspresif dan blak-blakan, sehingga mereka mungkin lebih cenderung mengatakan hal-hal yang menyakitkan atau menyinggung jika mereka merasa tidak didengarkan atau dipahami.

Batasan membantu menciptakan lingkungan yang aman dan suportif di mana kedua belah pihak merasa nyaman berbagi pikiran dan perasaan mereka tanpa takut akan penilaian atau kritik. Batasan juga membantu mencegah kesalahpahaman dan konflik, serta meningkatkan rasa hormat dan pengertian dalam hubungan.

Contoh batasan yang dapat disepakati pasangan meliputi:

  • Menghindari penggunaan kata-kata yang menyakitkan atau merendahkan.
  • Menghindari mengungkit kesalahan atau kekurangan pasangan di depan umum.
  • Memberi tahu pasangan ketika Anda membutuhkan waktu untuk menenangkan diri sebelum melanjutkan pembicaraan.
  • Menghormati privasi dan ruang pribadi pasangan.

Dengan menyepakati dan menegakkan batasan yang jelas, pasangan dapat menciptakan lingkungan yang aman dan suportif untuk komunikasi yang terbuka dan jujur. Hal ini pada akhirnya dapat memperkuat hubungan dan meningkatkan kepuasan hubungan secara keseluruhan.

Kesabaran

Membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris membutuhkan kesabaran dan kegigihan. Pasangan koleris cenderung lebih ekspresif dan blak-blakan, sehingga mereka mungkin membutuhkan waktu untuk merasa nyaman dan terbuka dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka. Penting bagi pasangan untuk memahami hal ini dan bersabar dalam upaya membangun lingkungan komunikasi yang aman dan terbuka.

Ketidakmampuan untuk membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris dapat menyebabkan kesalahpahaman, konflik, dan ketidakpuasan hubungan. Oleh karena itu, sangat penting untuk bersabar dan gigih dalam upaya menciptakan lingkungan komunikasi yang aman dan terbuka. Hal tersebut dapat dicapai dengan mempraktikkan mendengarkan aktif, ekspresi diri yang efektif, menghargai perbedaan pendapat, menetapkan batasan yang jelas, dan mencari dukungan profesional jika diperlukan.

Dengan kesabaran dan kegigihan, pasangan dapat mengatasi hambatan terhadap keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris. Hal ini akan menciptakan lingkungan yang aman dan suportif di mana kedua belah pihak merasa nyaman berbagi pikiran dan perasaan mereka, sehingga memperkuat hubungan dan meningkatkan kepuasan hubungan secara keseluruhan.

Dukungan profesional

Membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris membutuhkan usaha dan komitmen dari kedua belah pihak. Namun, terkadang pasangan mungkin mengalami kesulitan untuk membangun keterbukaan sendiri. Dalam situasi seperti ini, dukungan profesional dari terapis atau konselor dapat sangat membantu.

Terapis atau konselor dapat memberikan lingkungan yang aman dan netral di mana pasangan dapat mendiskusikan kesulitan mereka dalam membangun keterbukaan dalam komunikasi. Mereka dapat membantu pasangan untuk mengidentifikasi hambatan terhadap keterbukaan, mengembangkan strategi untuk mengatasi hambatan tersebut, dan memfasilitasi komunikasi yang lebih efektif antara pasangan.

Dukungan profesional juga dapat membantu pasangan untuk memahami dan menghargai perbedaan gaya komunikasi mereka. Pasangan koleris cenderung lebih ekspresif dan blak-blakan, sehingga mereka mungkin perlu belajar bagaimana mengekspresikan diri mereka dengan cara yang lebih sensitif dan penuh pengertian. Pasangan dari pasangan koleris mungkin perlu belajar bagaimana mendengarkan secara aktif dan menanggapi dengan cara yang suportif dan tidak menghakimi.

Dengan bantuan terapis atau konselor profesional, pasangan dapat mengatasi hambatan terhadap keterbukaan dalam komunikasi dan membangun hubungan yang lebih kuat dan memuaskan. Dukungan profesional dapat memberikan pasangan dengan alat dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk berkomunikasi secara efektif, menyelesaikan konflik secara konstruktif, dan membangun lingkungan komunikasi yang aman dan terbuka.

FAQ Membangun Keterbukaan dalam Komunikasi dengan Pasangan Koleris

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris:

Pertanyaan 1: Apa saja hambatan umum untuk membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris?

Jawaban: Hambatan umum untuk membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris meliputi kurangnya kepercayaan, kesulitan dalam mendengarkan secara aktif, ekspresi diri yang tidak efektif, perbedaan pendapat yang tidak dikelola dengan baik, kurangnya batasan yang jelas, kurangnya kesabaran, dan keengganan untuk mencari dukungan profesional jika diperlukan.

Pertanyaan 2: Bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut?

Jawaban: Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, pasangan perlu bekerja sama untuk membangun kepercayaan, mempraktikkan mendengarkan aktif, mengekspresikan diri secara efektif, menghargai perbedaan pendapat, menetapkan batasan yang jelas, bersabar, dan mencari dukungan profesional jika diperlukan.

Pertanyaan 3: Apa manfaat membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris?

Jawaban: Manfaat membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris meliputi hubungan yang lebih kuat dan langgeng, peningkatan keintiman dan koneksi, resolusi konflik yang lebih efektif, peningkatan kepuasan hubungan, dan kesehatan mental dan emosional yang lebih baik.

Pertanyaan 4: Bagaimana cara memulai membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris?

Jawaban: Untuk memulai membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris, pasangan dapat memulai dengan menciptakan lingkungan yang aman dan saling percaya, mempraktikkan mendengarkan aktif, dan mengekspresikan diri secara jujur dan terbuka.

Pertanyaan 5: Apa saja tanda-tanda bahwa keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris telah berhasil dibangun?

Jawaban: Tanda-tanda bahwa keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris telah berhasil dibangun meliputi komunikasi yang jujur dan terbuka, rasa saling pengertian dan penerimaan, serta kemampuan untuk menyelesaikan konflik secara konstruktif.

Pertanyaan 6: Apa yang harus dilakukan jika mengalami kesulitan membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris?

Jawaban: Jika mengalami kesulitan membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris, pasangan dapat mempertimbangkan untuk mencari dukungan profesional dari terapis atau konselor. Dukungan profesional dapat membantu pasangan untuk mengidentifikasi hambatan terhadap keterbukaan, mengembangkan strategi untuk mengatasi hambatan tersebut, dan memfasilitasi komunikasi yang lebih efektif antara pasangan.

Membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris membutuhkan usaha dan komitmen dari kedua belah pihak. Dengan memahami hambatan umum, mengembangkan strategi untuk mengatasi hambatan tersebut, dan mencari dukungan profesional jika diperlukan, pasangan dapat membangun lingkungan komunikasi yang aman dan terbuka, yang pada akhirnya akan memperkuat hubungan mereka dan meningkatkan kepuasan hubungan secara keseluruhan.

Untuk informasi lebih lanjut tentang membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris, silakan baca artikel berikut:

Tips Membangun Keterbukaan dalam Komunikasi dengan Pasangan Koleris

Membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris sangat penting untuk hubungan yang sehat dan memuaskan. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris:

Tip 1: Ciptakan Lingkungan yang Aman dan Saling Percaya

Pastikan pasangan Anda merasa nyaman dan aman untuk berbagi pikiran dan perasaan mereka. Tunjukkan bahwa Anda dapat dipercaya dengan menepati janji dan menghormati privasi mereka. Hindari mengkritik atau menyalahkan pasangan Anda, dan fokuslah pada memahami perspektif mereka.

Tip 2: Praktikkan Mendengarkan Aktif

Berikan perhatian penuh kepada pasangan Anda saat mereka berbicara. Tunjukkan bahwa Anda mendengarkan dengan melakukan kontak mata, mengangguk, dan mengajukan pertanyaan klarifikasi. Hindari menyela atau menghakimi pasangan Anda, dan cobalah untuk memahami sudut pandang mereka.

Tip 3: Ekspresikan Diri Secara Jujur dan Terbuka

Gunakan “aku” pernyataan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran Anda. Hindari menyalahkan atau menuduh pasangan Anda, dan fokuslah pada bagaimana perilaku mereka memengaruhi Anda. Bersedia berkompromi dan mencari solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Tip 4: Hargai Perbedaan Pendapat

Akui bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang normal dan sehat dalam suatu hubungan. Dengarkan perspektif pasangan Anda, meskipun Anda tidak setuju dengan mereka. Fokus pada menemukan titik temu dan mencari solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

Tip 5: Tetapkan Batasan yang Jelas

Sepakati batasan yang jelas untuk komunikasi yang sehat, seperti menghindari kata-kata yang menyakitkan atau merendahkan. Hormati privasi dan ruang pribadi pasangan Anda. Beri tahu pasangan Anda ketika Anda membutuhkan waktu untuk menenangkan diri sebelum melanjutkan pembicaraan.

Tip 6: Bersabar dan Gigih

Membangun keterbukaan membutuhkan waktu dan usaha. Bersabarlah dengan pasangan Anda dan jangan menyerah jika Anda tidak melihat hasil yang langsung. Teruslah mempraktikkan tips ini dan Anda akan melihat peningkatan dalam komunikasi Anda dari waktu ke waktu.

Tip 7: Cari Dukungan Profesional

Jika Anda mengalami kesulitan membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Terapis atau konselor dapat membantu Anda mengidentifikasi hambatan terhadap keterbukaan dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya.

Membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan. Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat membangun lingkungan komunikasi yang aman dan terbuka yang akan memperkuat hubungan Anda dan meningkatkan kepuasan hubungan secara keseluruhan.

Kesimpulan

Membangun keterbukaan dalam komunikasi dengan pasangan koleris merupakan aspek krusial untuk hubungan yang sehat dan memuaskan. Dengan memahami hambatan umum, mengembangkan strategi untuk mengatasinya, dan mencari dukungan profesional jika diperlukan, pasangan dapat membangun lingkungan komunikasi yang aman dan terbuka. Hal ini memungkinkan terjadinya komunikasi yang jujur dan terbuka, rasa saling pengertian dan penerimaan, serta kemampuan untuk menyelesaikan konflik secara konstruktif.

Keterbukaan dalam komunikasi tidak hanya memperkuat hubungan, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan mental dan emosional yang lebih baik bagi kedua pasangan. Dengan memprioritaskan keterbukaan dalam komunikasi, pasangan dapat menciptakan hubungan yang langgeng, memuaskan, dan dipenuhi dengan keintiman dan koneksi yang mendalam.

Youtube Video:


Exit mobile version