Kliktrend.com – Sebuah kabar tidak mengenakkan dari dari keluarga artis Chelsea Olivia tengah menikmati liburan awal tahun di Bali.
Dalam unggahan terbarunya melalui Instagram Story, Chelsea Olivia mengaku mengalami pengalaman tak menyenangkan saat liburan.
Ia mengaku keracunan makanan yang disediakan pihak hotel tempatnya mengingap hingga membuatnya jatuh sakit.
Chelsea Olivia Diare dan Mual
Chelsea mengalami gejala diare hingga mual-mual. Beruntung pihak hotel mendatangkan dokter dan ia segera ditangani.
Hal itu diungkap Chelsea di Instagram Story. Ia mengungkapkan pengalamannya dengan membagikan foto terbaring lemas saat disuntik dokter.
“Keracunan makanan gara-gara breakfast hotel.. but thanks Apurva service kalian luar biasa. Langsung dokter ke kamar untuk suntik anti mual dan nyeri di lambung @kempinskibali (dan di check terus kondisinya),” tulis Chelsea di Instagram Story.
Baca Juga: Rindu Gala Sky, Mayang Ingin Ayahnya Segera Berdamai dengan Faisal
Chelsea juga mengeluhkan hanya bisa istirahat saat menginap di hotel mewah tersebut. Bahkan ia harus mengalami penurunan berat badan selama sakit.
“Selama di Apurva hanya tergeletak di kamar gara-gara telor. Timbangan (berat badan) turun 2 kilogram,” tulisnya.
Chelsea juga sempat mengatakan bahwa sang kakak juga mengalami pengalaman tak menyenangkan dan gejala yang sama. Beruntung kondisi mereka kini sudah semakin membaik.
Kenali Gejala Keracunan Makanan
Orang yang keracunan makanan bisa mengalami gejalanya setelah beberapa jam dan bervariasi tergantung pada penyebabnya. Berikut beberapa gejala keracunan makanan.
Pertama, Mual dan muntah termasuk gejala umum keracunan makanan, yang merupakan refleks alami tubuh untuk mengeluarkan kuman penyebab penyakit.
Saat kuman terdeteksi, tubuh akan mengirim sinyal ancaman ke otak yang akan menentukan ancaman itu berbahaya atau tidak.
Baca Juga: Terjerat Kasus SARA, Ferdinand Hutahaean Diperiksa Polisi Hari Ini
Bila otak merespons ancaman itu berbahaya, maka tubuh akan bereaksi mual, keringat dingin dan peningkatan detak jantung.
Otot diafragma, dinding dada dan otot perut juga akan kontraksi bersamaan yang bisa menekan perut, sehingga isi perut naik ke kerongkongan dan muntah.
Diare, nyeri perut, perut mulas dan kram
Jika Anda keracunan makanan, Anda juga akan mengalami diare yang biasanya terjadi dalam beberapa jam atau dalam 1-2 hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Ciri-ciri diare akibat keracunan makanan adalah feses lembek dan berarit, mengandung ampas makanan dan terkadang tidak atau hanya berupa feses lembek.
Baca Juga: Bejat, Kepala Dusun di NTT Perkosa Anak di Bawah Umur
Keracunan makanan juga bisa menyebabkan nyeri perut, perut mulas dan kram yang terjadi setelah Anda mengonsumsi makanan terkontaminasi kuman.
Sensasi ini muncul sebagai respons tubuh untuk merangsang keinginan buang air besar (BAB). Kontraksi otot perut ini bertujuan mendorong feses yang berisi kuman agar cepat keluar dari tubuh lewat anus.
Demam Tubuh lemah dan kurang berenergi
Beberapa orang yang keracunan makanan akan mengalamid demam ringan, yang terjadi ketika sistem imun sedang aktif melawan infeksi.
Demam juga bisa terjadi karena tubuh menaikan suhu intinya akibat muntah dan diare. Sebab, muntah dan diare membuat tubuh kehilangan banyak cairan.
Baca Juga: Video Pria Berpeci Tendang dan Buang Sesajen di Lumajang Viral di Medsos
Tubuh yang terasa lemas dan kurang berenergi juga termasuk gejala keracunan makanan.
Kondisi ini disebabkan oleh kadar elektrolit tubuh yang terkuras dan terbawa oleh feses cair dan cairan muntah.
Pusing
Pusing dan sakit kepala juga termasuk gejala keracunan makanan akibat kehilangan banyak cairan akibat diare dan muntah.
Bila Anda dehidrasi, volume darah akan menurun yang menyebabkan tekanan darah menurun dan membuat pasokan aliran ke otak tidak cukup.
Baca Juga: Tak Berizin, Donasi untuk Gala Sky Akan Disita Kemensos
Kondisi inilah yang menyebabkan pusing. Sedangkan, sakit kepala biasanya muncul bersamaan dengan demam tinggi.
Bila Anda mengalami gejala keracunan makanan yang berbeda, Anda bisa konsultasi dengan dokter sebelum terjadi hal yang dikhawatirkan.*