Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

7 Dosa Besar Pengeluaran Keuangan

7 Dosa Besar Pengeluaran Keuangan

Jurnal Trend - Pernahkah Anda pergi ke pusat perbelanjaan dengan niat sekadar window shopping, namun malah berakhir dengan menenteng setumpuk barang belanjaan?

Anda tidak sendiri! Sebuah survei membuktikan, 85% kaum perempuan ternyata memang doyan berbelanja karena dorongan yang datang tiba-tiba.

Baca:

Agar tidak terus-menerus menyesal karena sering membobol anggaran, berikut ini rincian tujuh dosa besar yang harus Anda waspadai dalam pengeluaran:

1. Rangsangan palsu

Kita sering tergoda berbelanja karena mendapatkan berbagai dorongan yang sengaja dirancang untuk memicu nafsu belanja. Visualisasi berbagai barang yang ditata apik di etalase, atau kerumunan orang di sebuah toko, dapat menimbulkan efek yang menyebabkan orang terdorong untuk bersikap lebih konsumtif.

Jangan biarkan diri Anda tertipu dengan taktik penjualan macam ini. Sebelum berbelanja, pastikan Anda telah menuliskan daftar barang-barang yang dibutuhkan, dan jangan melenceng dari daftar ini. Selain itu, sebisa mungkin jangan pergi bersama teman yang shopaholic.

2. Copycat syndrome

Tidak sedikit orang yang memutuskan untuk membeli suatu produk karena godaan iklan atau nama besar brand tertentu, sementara sebagian lagi membeli karena ingin meniru gaya selebritas idolanya. Coba tanya diri sendiri, berapa banyak barang fesyen yang telah Anda beli berdasarkan dorongan-dorongan tersebut?

Secara psikologi, tingkah laku ini mencerminkan kebutuhan individu akan pengakuan identitas. Ketika membeli suatu produk, kita bukan hanya mengonsumsinya, melainkan juga mengonsumsi berbagai simbol yang diasosiasikan dengan produk tersebut. Dengan kata lain, kita membelinya sebagai salah satu cara untuk mengekspresikan diri.

Ketika tergoda untuk membeli suatu barang karena mereknya, tekankan kepada diri sendiri bahwa Anda tidak membutuhkan barang itu untuk merasa sempurna. Berpikir positiflah tentang diri sendiri dan jangan biarkan merek yang mengonsumsi Anda.

3. Terlalu murah hati

Pernahkan Anda membeli satu buket besar bunga sebagai tanda permohonan maaf, atau menawarkan diri untuk membayari makan siang teman-teman sekantor agar terlihat murah hati? Jika hanya sesekali memang tidak masalah, tapi lain cerita kalau hal itu dilakukan setiap hari.

Jangan gunakan uang sebagai alat untuk 'membeli' teman-teman. Kejujuran, integritas, dan kesetiakawanan sudah cukup untuk membuat orang mencintai Anda.

4. Godaan kartu kredit

Berbagai penawaran dan diskon menarik yang diberikan jika Anda berbelanja menggunakan kartu kredit memang sering menggoda iman, namun semua itu sebenarnya sengaja dirancang supaya Anda menghabiskan uang yang sebenarnya tidak dimiliki.

Fasilitas kredit menciptakan rasa aman yang palsu. Kita tidak merasa bersalah karena secara visual tidak melihat jumlah uang yang telah dihamburkan. Karena itu, selalu bawa uang tunai saat berbelanja dan hindari penggunaan kartu kredit kecuali jika benar-benar terpaksa. Jika perlu, minta bank untuk membatalkan tambahan kredit Anda.

5. Karena saya bisa

Kita sering menjadi boros hanya karena kita bisa melakukannya, tak ada alasan lain. Kita mengajak orang lain untuk ikut menghamburkan uang agar tidak perlu merasa bersalah sendirian.

Agar tidak terperangkap dalam situasi ini, berbelanjalah seorang diri atau bersama teman yang terkenal memiliki sifat hemat. Jangan lupa untuk segera pulang ke rumah jika Anda telah mendapatkan barang yang dibutuhkan.

6. Pelarian masalah

Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengalihkan pikiran dari masalah yang sedang ia hadapi. Sebagian besar perempuan menganggap berbelanja merupakan cara paling ampuh untuk mengatasinya.

Tapi tahukah Anda, berdasarkan survei yang dilakukan Barclaycard, setelah berbelanja mood seseorang ternyata turun sampai 27%, dan sebagian perempuan justru akan menyesalinya. Ini cukup memberikan bukti bahwa berbelanja sebetulnya bukan merupakan jalan keluar.

7. Liburan

Saat liburan kita sering membeli terlalu banyak barang karena menganggap hal tersebut akan menjadi kenang-kenangan beharga saat pulang nanti, namun bukan berarti Anda harus membeli semua barang yang ditawarkan oleh pedagang. Jelilah dalam membeli, dan pintar-pintarlah menawar harga barang.