KLIKTREND.Com – Belum sebulan setelah menikah, istri pertama dan istri kedua Cijeungjing sudah beda pendapat.
Perbedaan pendapat itu berawal dari keinginan istri pertama Abah Cijeungjing yang meminta istri kedua untuk tinggal serumah.
Namun istri kedua menolak tawaran istri pertama untuk tinggal bersama dalam satu atap.
“Kalau keinginan saya dulu ke Abah, kalau nikah sama siapa pun, dibarengin aja satu rumah,” ujar Nengmas, dilansir Kliktrend.com dari Channel YouTube Cumicumi, Sabtu (15/2/2020).
Diketahui, pernikahan dengan istri kedua Abah Cijeungjing berlangsung di Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/2/2020) yang sempat viral di media sosial.
Trending:Video Aksi Heroik Prajurit TNI Selamatkan Penumpang Kapal Viral, Begini Kejadiannya
Pisah Rumah, Ini Alasannya
Karena ingin menjaga keharmonisan dan menghindari kecanggungan antara sesama, istri kedua menolak tawaran untuk tinggal serumah.
“Karena begini, saya menjaga keharmonisan. Ketika tetap satu rumah, di situ kecanggungan terjadi. Saya menjaga itu,” jelas Rita.
Selain itu istri kedua Abah Cijeungjing tidak ingin hal pirvasi masing-masing diketahui sesama, berpisah rumah jauh lebih baik untuk sebuah hubungan poligami.
“Umma pun di sini punya privasi, ketika Abah ke saya pun punya privasi. Jadi saya berpikir, berpisah rumah itu lebih baik,” ungkapnya.
Trending:Viral Video Istri Antar Sang Suami Menikah Lagi
Bangun Rumah Masing-Masing
Sementara itu, Abah Cijeungjing membenarkan kedua istrinya tidak tinggal serumah.
Sebagai laki-laki yang bertanggug jawab, pria yang bernama asli Hafi Mumahad Kafi Firdaus itu memiliki rencana untuk bangun rumah.
Ia akan membangun rumah masing-masing bagi kedua istrinya di pesantren. Namun rumah itu hanya untuk singgah, sedangkan rumah khusus ada di kampung masing-masing.
“Setelah pesantren ini dirombak habis-habisan, dibikinkan rumah masing-masing di pesantren. Jadi ada rumah singgah, ada rumah khusus,” jelas Abah Cijeungjing.
Selain membangun rumah pribadi untuk kedua istrinya. Abah Cijeungjing juga telah membagi tugas untuk istri pertama dan istri keduanya.
“Yang satu urus pesantren, yang satu untuk perusahaan,” kata Abah Cijeungjing.
Sebagai suami, Abah telah menjelaskan kepada istri keduanya terkait wajib hormat. Walau usia di bawah Umma, kalau ketemu Teh Rita wajib cium tangan sebagai sistri pertama.
“Yang paling harus wajib dihormati walau usia di bawah adalah Umma. Jadi kalau ketemu Umma, Teh Rita yang cium tangan. Menghargai yang pertama,” ucap guru Pesantren itu.