Kliktrend.com – Jadi salah satu korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182, pesan terakhir Riyanto terhadap sang anak sebelum berangkat mengundang haru.
Istri dari Riyanto, Ernawati tidak menyangka jika sang suami yang hanya pamit untuk pergi sehari ke Pontianak menjadi salah satu korban menjadi salah satu korban Sriwijaya Air.
Dilansir dari TribunNews, Selasa (12/1/2020), istri Riyanto mengungkapkan bahwa sang anak sempat melarang ayahnya untuk pergi ke Pontianak.
Baca juga: Basarnas Ungkap Penemuan 24 Potongan Besar Pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Pesan Terakhir Riyanto
Meski putri semata wayangnya sempat melarang, namun itu tidak mengurungkan niat Riyanto untuk pergi ke Pontianak.
Awalnya sang istri, Ernawati tak tahu kalau Riyanto dan Suyanto termasuk penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh.
Namun setelah cek Facebook, ramai berita soal jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
“Awal saya mengetahui kabar tersebut dari Facebook.
Dari berita viral sekira pukul 17.30 WIB,” kata Ernawati, dilansir TribunnewsBogor.com dari TribunSolo.
Meski begitu, Ernawati yang belum yakin, lantas melihat status WA terakhir Riyanto sebelum pergi ke Pontianak.
“Tiwas subuh mngkate (terlanjur berangkat subuh),” tulis Riyanto sambil membunuhkan emoji kesal
Dari status WA terakhir Riyanto, Ernawati mendapati nama dan rute penerbangan yang sama, yakni Sriwijaya Air SJ 182 berangkat pukul 13.30 WIB.
Kabar itu pun diperkuat ketika menonton televisi. Nama Riyanto dan sang kakak, Suyanto termasuk dalam daftar menifest penumpang Sriwijaya Air SJ 182.
“Korban ternyata membuat story WA. Kemudian ada info yang muncul di media televisi,” kata Kepala Desa Katelan, Paidi mewakili pihak keluarga.
“Setelah dicek, namanya kakak – beradik tersebut ada dalam data nama yang tertera di televisi,” tambahnya.
Mendapati kabar nahas tersebut, istri korban pun syok dan tak kuasa membendung tangisannya.
Istri korban, Ernawati sambil menangis menceritakan detik-detik sebelum Riyanto pergi dari rumah menuju Jakarta.
Sebelum berangkat, anak Riyanto tersebut menangis histeris tidak memperbolehkan ayahnya pergi.
“Tidak boleh berangkat. Dipegangi benar.
Papa gak boleh berangkat. Anaknya nangis terus,” ungkap Ernawati, Minggu (10/1/2021).
Riyanto bahkan harus ekstra keras menghibur sang anak sebelum pergi ke Jakarta bersama kakaknya, Suyanto.
Saat itu, Riyanto sempat mengingatkan kepada buah hatinya bahwa jika rindu, maka ia meminta sang anak untuk melihat pakaiannya.
Seolah pakaian tersebut akan menjadi obat rindu jika sang buah hatinya itu kangen terhadap dirinya.
“Setelah tertidur, bapak baru berangkat,” kata Ernawati.
Bahkan, Riyanto menitipkan sebuah pesan kepada Ernawati. Rupanya itu menjadi pesan terakhir Riyanto untuk sang buah hati.
“Bila (anaknya) kangen. Lihat baju bapaknya saja,” ucapnya.
Setelah anak tertidur, barulah Riyanto berangkat bersama Suyanto menuju Jakarta untuk naik pesawat Sriwijaya Air SJ 182 menuju Pontianak.
Baca juga: Jadi Tersangka Video Syur, Ini Alasan Gisella Anastasia Tidak Ditahan
Istri sempat larang Riyanto ke Pontianak
Ernawati mengungkapkan saat tahun baru, Riyanto sepat mengutarakan keinginannya untuk mengambil pekerjaan ke luar kota.
“Pada tahun baru lalu dia sudah berniat pergi, namun saya larang. Lalu dia minta izin sehari pergi ke Pontianak,” ungkap dia.
Permintaan izin itu disampaikan Riyanto lantaran mendapat pekerjaan proyek pemasangan rolling door di Pontianak.
Itu dilakukannya bersama kakaknya, Suyanto. Mereka sama-sama menumpangi pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
“Kamis malam dia berangkat, minggunya sudah balik lagi. Karena cuma sehari, saya mengizinkan,” ucap dia.
Kronologi keberangkatan Riyanto menurut istri Suyanto
Istri Suyanto, Sri Wisnuwati berkaca-kaca saat bercerita awal mula suaminya dan Riyanto berangkat ke Jakarta sebelum menjadi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Warga Girimulyo RT 18, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen itu berangkat bersama sang adik Riyanto.
Mereka berangkat dari rumah Riyanto, diantar menggunakan sepeda motor menuju Terminal Pilangsari, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Kamis 7 Januari 2021.
Suyanto dan Riyanto menggunakan bus untuk bertolak ke Jakarta. Bertolaknya warga Sragen itu lantaran ingin menjalani uji swab PCR.
Awalnya mau mencoba layanan uji swab PCR di Sragen, lantaran waktu tunggu terlalu lama, mereka memilih bertolak ke Jakarta.
“Kalau di Jakarta, hasilnya 24 jam bisa diambil,” kata Sri, Minggu 10 Januari 2021.
Sebelum bertolak ke Jakarta, Suyanto sempat meminta doa dan restu Sri. Ia meminta supaya hasil uji swab PCR negatif Covid-19.
“Doakan, semoga lolos uji swab PCR,” ucap Sri.
Suyanto dan Riyanto tiba di Jakarta, Jumat 8 Januari 2021, mereka kemudian menjalani uji swab PCR di salah satu rumah sakit di sana.
“Kemudian memberitahu saya kalau hasilnya negatif Covid-19,” ujar Sri.
Suyanto dan Riyanto rencananya akan bertolak ke Pontianak dari Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Sabtu 9 Januari 2021.
Mereka menggunakan maskapai Sriwijaya Air SJ-182, penerbangan tersebut sedianya berjalan pukul 07.00 WIB. Namun kemudian ditunda hingga pukul 13.30 WIB.
Selama menunggu, Sri dan Suyanto terus berkomunikasi melalui aplikasi pesan Whatsapp (WA).
“Kontak terakhir jtu jam 13.30 WIB. Suami masih berbalas WA dengan saya.
Pesannya tanya lagi dimana. Terus saya balas baru service sepeda motor,” ucap Sri.
Setelahnya tidak ada pesan lagi, WA Suyanto terakhir kali aktif sekira pukul 14.15 WIB.
Sri kemudian mendapatkan kabar nahas insiden kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 selepas salat Maghrib.
Kabar itu didapatkannya dari istri Riyanto, Ernawati lewat kiriman tangkapan layar kabar insiden itu.
Sri belum percaya ketika pertama kali mengetahuinya.
“Awalnya sempat kepikiran itu belum pasti. Jadi jangan dipikirkan dulu,” kata Sri.
Kemudian, Sri mengecek status WA milik Riyanto, status tersebut mengunggah foto tiket pesawat.
“Setelah dicek ternyata tipe pesawatnya sama,” ujarnya.
Tak berselang lama, manifest penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 didapatkan Sri sekira pukul 19.00 WIB.
“Kabar data manifest penumpang keluar, ternyata nama suami saya ada di nomor 2 lalu ada nama adik ipar saya,” ucapnya.
Saat ini, perwakilan keluarga telah berada di Bandara Soekarno Hatta, Banten.
Mereka bertolak ke sana, Sabtu (9/1/2021) sekira pukul 22.00 WIB menggunakan mobil.
“Yang berangkat itu bapak, ibu, dan dua adik korban. Sama ada satu orang sopir,” tuturnya.*