Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Plus-Minus Hidroponik Rakit Apung

Plus-Minus Hidroponik Rakit Apung
Teknik hidroponik yang akhir-akhir ini kian diminati 
Sistem rakit apung atau Floating Hidroponic System (FHS) saat ini termasuk teknik bertanam hidroponik yang populer. Teknik rakit apung mengedepankan cara menanam tanaman di lubang stirofoam yang mengapung di atas permukaaan bak penampung yang berisi larutan nutrisi. Dengan teknik itu posisi akar tanaman akan banyak terendam dalam larutan nutrisi.

Sistem rakit apung yang cocok untuk budidaya kangkung, caisim, selada, dan sawi putih itu memiliki beberapa kelebihan. Tanaman akan mendapat pasokan air dan nutrisi secara terus-menerus. Perawatan tanaman lebih mudah karena pehobi tidak perlu melakukan penyiraman.

Satu-satunya kekurangan sistem rakit apung adalah kadar oksigen terlarut larutan nutrisi rendah. Padahal tanaman memerlukan oksigen untuk fotosintesa. Bila minim larutan nutrisi minim oksigen, akar tanaman rentan membusuk. Solusi kondisi itu dengan membenamkan airstone yang tersambung pada aerator atau mesin penghasil gelembung udara untuk akuarium. Saat aerator itu menyala, otomatis kadar oksigen terlarut larutan nutrisi akan meningkat.*