Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Ganggang Jadi Bahan Bakar

Ganggang Jadi Bahan Bakar
Para ilmuwan di Hong Kong saat ini sedang menguji penggunaan ganggang mikro untuk membersihkan air limbah dan menghasilkan bahan bakar, demikian dilansir voanews.com (5/3/2014).

Teknologi ini masih terlalu mahal untuk dikembangkan secara luas, namun para ilmuwan meminta dukungan pemerintah dalam melindungi penelitian terhadap persaingan asing.

Ilmuwan lingkungan dari Open University of Hong Kong, Ho Kin-Chung, mengatakan, proses untuk mengubah ganggang menjadi energi adalah dengan menggunakan kualitas intrinsik dari tanaman itu. "Ganggang mengandung minyak dengan kuantitas tinggi dan jumlah itu efektif jika diekstrak dan disempurnakan akan menjadi bensin yang sangat baik, biodisel serta berguna secara ekonomis,” katanya.

Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah mengarahkan penelitian pada biofuel, yang menggunakan tanaman sebagai sumber energi dan bahan bakar alternatif berbasis minyak bumi. 

Meskipun terdapat potensi yang sangat besar, ada perdebatan tentang dampak beberapa jenis biofuel terhadap sumber daya lahan dan air. Ganggang dipandang sebagai pilihan yang menarik karena dapat dengan mudah tumbuh, tidak memerlukan banyak tanah dan dapat tumbuh di air laut tanpa penggunaan alat pertanian.

“Teknologi ini solid tetapi tidak efektif dari segi biaya,” ujar Ho. Di pasaran, katanya, biofuel dari ganggang harus bersaing dengan bahan bakar tradisional seperti minyak bumi dan gas alam, yang 30 sampai 40 persen jauh lebih murah.

"Kita harus mempertimbangkan bagaimana mengurangi biaya, tetapi jika kita mampu perpaduan antara bahan bakar dengan pengolahan limbah, maka kita bisa membuatnya lebih menarik,” papar Ho.

"Ganggang adalah ide yang baik, tetapi mereka memiliki jalan panjang untuk ke sana,” kata Steve Choi, Direktur Eksekutif Dynamic Progress International, salah satu perusahaan pertama di Hong Kong yang mengkomersialkan biofuel. ”Juga mereka perlu mengubah gen, dan Anda perlu memproduksi secara masal, dalam rangka mengurangi biaya. Awalnya produk akan sangat mahal,”tambahnya.

"Hong Kong benar-benar dapat membantu," kata Choi. "Ini adalah kota keuangan sehingga mudah untuk mengumpulkan uang dan transparan, tapi kami membutuhkan dukungan dari pemerintah Hong Kong, bukan hanya untuk penelitian, tetapi program yang komprehensif, pendanaan, membangun reputasi, menguji produk, semua ini perlu menjadi bagian dari program ini. "

Dengan lebih dari 200 juta liter bahan bakar yang dikonsumsi setiap hari, Choi mengatakan, pemerintah Hong Kong harus menjadi satu-satunya tempat untuk menguji biofuel lokal dalam kegiatan operasional sehari- hari. *