KLIKTREND.com – Kisah haru dua orang nenek kakak beradik penyandang tunanetra tinggal di gubuk yang tak layak huni.
Dua nenek kakak beradik tersebut bernama Siti (91) dan Simah (82). Keduanya tinggal di satu rumah di Dusun Karangploso, Desa Klampok, Kecamatan Benjeng, Gresik Jawa Timur.
Pasalnya kedua nenek kakak beradik ini tinggal berdua tanpa ditemani oleh anggota keluarga yang lain.
Mereka menghabiskan hidup bersama di Dusun Karangploso, Desa Klampok, Kecamatan Benjeng, Gresik, Jawa Timur.
Dalam kondisi serba kekurangan, dengan kondisi mata yang tidak bisa melihat, keduanya menjalani hidup dengan apa adanya. Berikut ini fakta tentang kedua nenek tunanetra tersebut.
Trending: Viral Video Ki Sabdo Semedi di Gedung Nusantara V
Tidak Memiliki Suami dan Anak
Dua nenek ini tidak memiliki suami dan anak. Simah mengaku belum pernah menikah sama sekali hingga saat ini.
Sementara Siti, pernah menikah namun sudah bercerai dan tidak dikaruniai anak. “Kami sebenarnya ada lima bersaudara, cuma dua saudara sudah meninggal sejak kecil.”
“Tinggal saya, Siti, dan Saridi yang sekarang juga sudah meninggal,” ucap dia dikutip dari Kompas.com, Sabtu (19/10/2019).
Almarhum Saridi adalah kakak laki-laki tertua Siti dan Simah. Saridi memiliki dua orang anak, Tami dan Atim.
Trending: Viral! Dituduh Pelakor, Mahasiswa S2 Ini Dapat Karangan Bunga Spesial Saat Wisuda
Rumah Tidak Layak Ditinggali
Rumah Siti dan Simah yang ditempati saat ini merupakan peninggalan orang tua. Rumah berdinding papan dengan tatanan kuno, sebenarnya terlihat tidak layak untuk ditempati.
“Kadang kalau hujan juga masih kebanjiran.”
“Meski sekarang lantai sudah diplester (dicor), kalau hujan deras ya tetap ngembes (kebanjiran tapi nggak parah seperti sebelumnya),” ujar seorang tetangga, Rika.
Di samping rumah berukuran sekitar 10×12 meter persegi tersebut, sebenarnya terdapat sebidang tanah kosong.
Tanah tersebut, dahulunya merupakan milik Siti dan Simah. Sayangnya, tanah tersebut sudah dijual.
“Tapi sudah lama kami jual. Dulu saat dibeli katanya mau dibuat musala, makanya saya mau jual, tapi sampai sekarang kok tidak dibangun-bangun musalanya,” ucap Simah.
Trending: Viral Jawaban Mulan Jameela Soal Lirik Lagu Makhluk Tuhan Paling Seksi
Jual Barang untuk Makan
Sudah banyak perabot dan barang milik pribadi yang dijual mereka, untuk memenuhi kebutuhan makan mereka.
Kadang, keponakan mereka, Tami dan Atim mengirimi Siti dan Simah makanan. “Kadang juga kami yang kasih makan, kadang juga keponakannya (Tami).”
“Tapi kebanyakan Mbah Simah itu masak sendiri, seadanya, beberapa waktu lalu sampai kakinya terluka kena api,” ucap tetangga, Karni (50).
Hal senada juga diceritakan Rika (23). Tetangga dua nenek tersebut mengatakan warga sekitar sering mengirimi makanan untuk mereka.
“Memang yang sering sakit-sakitan itu Mbah Siti, kalau Mbah Simah yang sakit ya susah nggak ada yang masak, makanya kami kebanyakan kirimi makanan saat Mbah Simah sakit,” beber Rika.
Simah sendiri mengaku bersyukur, saat ini sudah banyak pihak yang membantu mereka.
Trending: Semakin Tenar, IG Betrand Peto Tembus 1 Juta Pengikut
Kaki Pernah Terbakar saat Memasak
Demi mencukupi kebutuhan sehari-hari, Simah yang sudah tidak dapat melihat harus memasak untuknya sendiri dan juga kakaknya.
Meski masakan itu, diakui oleh Simah sebisa dia lakukan, asal dapat untuk dikonsumsi bersama Siti.
“Masak sendiri untuk makan, sampai pernah kaki ini terkena (bara) api karena tidak bisa melihat.”
“Sebab Siti sudah tidak bisa apa-apa, sering sakit-sakitan, jalan saja sudah pakai tongkat. Kadang juga dikasih orang,” kata Simah.
Trending: 11 Potret Chetryn Peto, Saudari Betrand Peto yang Bersuara Merdu
Jual Tanah di Sebelah Rumah
Mengutip TribunWow.com, Sabtu (19/10/2019), Simah dan Siti tinggal di rumah warisan orangtuanya yang berukuran 10 x 12 meter.
Sekitar tahun 1990-an, mereka menjual sebidang tanah warisan yang ada di sebelah rumah mereka.
“Tapi sudah lama kami jual. Dulu saat dibeli katanya mau dibuat mushalla, makanya saya mau jual, tapi sampai sekarang kok tidak dibangun-bangun musalanya,” ucap Simah.
Simah mengaku lupa berapa uang yang ia terima saat itu. Namun ia bercerita uang penjualan tanah tersebut digunakan untuk membangun kamar mandi dan toilet. Sisanya sebesar Rp 250.000, ia simpan.
“Ya itu nak, ngomongnya kan mau dibuat musholla jadi ya saya setuju saja menjualnya, tapi kok belum dibangun-bangun sampai sekarang,” kata Simah.*