Diskon Bikin Istri Belanja Ratusan Juta, Suami Ingin Lompat dari Atap Gedung

Ternyata, hari diskon 11.11 disebut Singles' Day karena awalnya memang ditujukan untuk para single atau lajang.

KLIKTERND.com – Tawaran diskon besar-besaran saat even 11.11 yang digelar hampir serentak di seluruh dunia pada hari Senin (11/11/2019) kemarin, membuat sejumlah orang kalap. Apalagi bagi para shopaholic yang mengetahui, ada diskon besar-besaran untuk barang yang diidam-idamkannya.

Namun, hal itu justru menjadi boomerang bagi orang-orang yang terlalu bersemangat memburu diskon hingga lupa diri. Bukannya jadi hemat, berbagai tawaran potongan harga hingga lebih dari 50 persen, justru membuat mereka berbelanja hingga menghabiskan jutaan rupiah.

Seperti yang dialami pasangan suami istri asal China. Wang, pria yang tinggal di Luzhou, Sichuan, nyaris melompat dari atap gedung lantaran frustrasi dengan kelakuan sang istri, Zhan.

TrendingRizky Febian Minta Bantuan Sule Saat Belanja Senilai 100 Juta

Gara-gara Diskon, Istri Belanja Hingga Ratusan Juta

Wang kecewa berat dan frustrasi. Pasalnya, saat pesta diskon 11.11 di China yang dikenal juga dengan nama Singles’ Day, istrinya memborong belanjaan hingga ratusan juta rupiah.

Zhan memborong banyak barang secara online hingga menghabiskan 300 ribu yuan atau sekitar Rp 601 juta. Uang itu dia habiskan untuk membeli tas rancangan desainer, parfum mahal, pakaian dan banyak lagi yang lainnya.

Alhasil pasutri berusia 29 tahun itu terlilit utang kartu kredit. Syok dengan jumlah pengeluaran istrinya yang mencapai ratusan juta rupiah hanya dalam satu hari, Wang mengambil tindakan nekat.

Dilansir China Press, Wang naik ke atap gedung 33 lantai dan berniat loncat dari sana. Mendapat laporan warga bahwa sang suami ingin mengakhiri hidupnya, polisi bergegas ke tempat kejadian dan mencoba membujuk Wang agar mengurungkan niatnya.

Gara-gara sang Istri Belanja Hingga Ratusan Juta – China Press

TrendingMenjanda Usai Cerai dengan Delon, Intip 9 Potret Cantik Yeslin Wang

Setelah berhasil turun Wang dikatakan masih terlihat sangat emosional dan stres. Pasalnya ini bukan kali pertama sang istri kalap belanja hingga mengeluarkan uang lebih banyak dari penghasilannya.

Sebelumnya pada diskon 11.11 tahun lalu Zhang juga menghabiskan ratusan juta rupiah untuk belanja. Total pembelanjaan sebesar 200 ribu yuan atau Rp 400 jutaan harus dia bayar demi memuaskan kegilaan belanja sang istri kala itu.

Zhang sebenarnya sudah janji tidak akan kalap lagi dan lebih mengontrol hasrat belanjanya. Tapi rupanya godaan diskon besar-besaran tidak dapat ditahan dan ia justru belanja lebih banyak dari tahun lalu.

Wang mengatakan bahwa dia hanya memiliki penghasilan beberapa ribu yuan per bulan. Uang itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena dia lah satu-satunya tulang punggung keluarga.

Sejarah Hari 11.11 atau Singles’ Day

Ternyata, 11.11 disebut Singles’ Day karena awalnya memang ditujukan untuk para single atau lajang. Singles’ Day ini adalah hari belanja yang pertama kali muncul di Cina.

Awalnya, Singles’ Day disebut Bachelors’ Day. Tujuannya tak lain untuk merayakan status lajang para muda-mudi di sana. Tetapi, tanggal cantik ini juga banyak dirayakan banyak pasangan, dengan lebih dari 4.000 pasangan di Beijing menikah pada tanggal ini.

Singles’ Day pertama kali muncul di Nanjing University pada tahun 1993. Dari sana, Singles’ Day kemudian menyebar ke berbagai universitas lain di Nanjing.

Sejarah Hari Diskon 11.11 atau Singles' Day
11.11 atau Singles’ Day – Wikipedia

TrendingIntip Potret 6 Artis Tanah Air Saat Masih Sekolah

Tapi tidak ada yang pernah tahu tepatnya siapa atau bagaimana festival ini terbentuk. Salah satu teori yang paling populer adalah Singles’ Day merupakan budaya asrama mahasiswa Universitas Nanjing.

Kabarnya, festival ini dimulai oleh 4 mahasiswa laki-laki yang tinggal di asrama Universitas Nanjing. Mereka tengah membahas bagaimana caranya agar bisa melepaskan diri dari kebosanan melajang dan akhirnya muncul kesepakatan bahwa 11 November akan menjadi hari perayaan bagi para lajang.

Aktivitas ini pun menyebar di universitas mereka dan menjadi begitu besar hingga akhirnya juga diikuti oleh masyarakat. Dengan adanya media sosial, perayaan ini menjadi semakin populer di masyarakat Cina dan kemudian mewabah ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.*

Artikel SebelumnyaRestoran Ruben Onsu Dituduh Gunakan Pesugihan, 8 Orang Karyawan Berhenti Bekerja
Artikel BerikutnyaUnggah Foto Dipeluk Vicky Prasetyo, Begini Pengakuan Sarita Abdul Mukti