KLIKTREND.com – Viral beredar video detik-detik meninggalnya Randy, mahasiswa Universitas Halu Oleo di tengah-tengah aksi demonstrasi di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, Kota Kendari, Kamis (26/9).
Video yang diunggah akun Hendri Ade Sucipto pada Kamis (26/9/2019) menampilkan detik-detik terjadinya aksi demonstrasi mahasiswa yang berujung meninggalnya Randy.
Danrem 143 Haluoleo Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto membenarkan mahasiswa itu telah meninggal ketika dibawa ke rumah sakit. Dia mengatakan luka korban berada di dada sebelah kanan.
“Masuk di rumah sakit sudah dalam kondisi meninggal. Saya belum bisa memastikan [penyebab meninggal] karena harus melalui proses otopsi duulu,” ungkap Yustinus kepada awak media.
Trending: Ini RUU Bermasalah yang Jadi Alasan Aksi Demo Mahasiswa
Detik-detik Meninggalnya Randy, Mahasiswa Perikanan UHO
Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulawesi Tenggara, Marsono menceritakan detik-detik meninggalnya Randy, mahasiswa perikanan Universitas Halu Oleo, yang terkapar usai diduga diterjang peluru, dalam aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Sultra, Kamis (26/9).
Marsono, yang memimpin rombongan IMM bersama puluhan elemen kampus lainnya mengaku mulanya situasi demonstrasi berjalan kondusif. Secara bergiliran masing-masing perwakilan kampus menyampaikan orasinya.
“Mendadak dalam situasi yang tenang itu, polisi mendadak menjadi brutal, berkali-kali gas air mata ditembakkan,” kata Marsono dikutip CNNIndonesia melalui sambungan telepon, Kamis (26/9).
Tak lama rentetan bunyi tembakan itu, kata Marsono, barisan yang ia pimpin berkerumun, dan menghampiri Randy yang tiba-tiba terkapar. Mulanya, kata dia, kawan-kawan di sekitarnya mengira Randy hanya lemas karena kehabisan oksigen.
“Baru kemudian kita semua tahu ada lubang di dada Randy ketika sudah sampai di Korem,” kata dia. Dalam pengakuannya, lubang di dada sebelah kanan Randy sedalam empat sentimeter.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulawesi Tenggara AKBP Harry Goldenhardt membenarkan kabar terkait meninggalnya Randy. Namun pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait penyebab Randy tewas.
“Benar ada yang meninggal, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait hal tersebut,” ujarnya saat dikonfirmasi wartawan.
Dokter Pastikan Adanya Luka Tembak
Dokter Yudi Ashari yang menangani korban di Rumah Sakit Ismoyo Kendari, membenarkan adanya luka tembak sebagai penyebab meninggalnya Randy.
“Korban dibawa sudah dengan kondisi terluka di dada sebelah kanan selebar 5 cm, kedalaman 10 cm akibat benda tajam. Luka tembak, belum bisa dipastikan peluru karet atau peluru tajam,” ungkapnya dilansir Kompas Kamis (26/9/2019) malam.
Yudi mengatakan, untuk memastikan jenis peluru yang menewaskan Randy, tim dokter masih menunggu hasil otopsi. Dokter Yudi menjelaskan, peluru tidak mengenai organ vital, tapi udara yang masuk ke dalam rongga dada tidak bisa keluar atau menekan ke dalam.
“Udara terjebak di dalam rongga dada atau nemotorax, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia,” ujar Yudi.
Secara terpisah, Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhart mengatakan, dalam pengamanan aksi unjuk rasa mahasiswa di gedung DPRD Sultra, pihaknya membekali anggota dengan tameng, tongkat, water canon dan gas air mata.
“Anggota tidak pakai peluru tajam, peluru karet maupun peluru hampa dalam pengamanan aksi hari ini. Untuk cari penyebab korban meninggal dunia masih kita tunggu hasil otopsi di RS Kendari,” ungkap Harry.
Dalam aksi demo berujung rusuh itu, ada 15 orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit. 15 orang itu di antaranya 11 mahasiswa, 1 staf DPRD, dan 3 polisi. Selain itu ada beberapa fasilitas yang dibakar, seperti gedung DPRD dan motor.*