Kliktrend.com – Dikenal pendiam dan nekad menikah dengan putri Jokowi, ternyata suami dari Kahiyang Ayu, Bobby Nasution memiliki sederet bisnis yang mengejutkan.
Sejak menikah dengan Kahiyang Ayu, nama Bobby memang semakin menjadi tenar dan disoroti publik tanah air.
Saat ini Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu sedang mengalami kebahagiaan lantaran kelahiran anak kedua mereka pada Selasa (03/08/2020) lalu.
Lantas seperti apakah deretan bisnis Bobby? Berikut ulasannya dirangkum Kliktrend.com dari berbagai sumber pada Kamis (6/8/2020).
https://www.youtube.com/watch?v=uc3GumpiL2M
Klik Trend: Selama Ini Jessica Iskandar Tampak Ceria, Inilah Kondisi yang Membuat Jedar Takut
Besnis Bobby Nasution
Menjadi mantu Presiden Jokowi, segala aktivitas Bobby Nasution tak pernah luput dari perbincangan publik.
Tak hanya itu, Bobby Nasution selama ini juga dikenal kalem dan tak banyak bicara. Baru-baru ini, kabar bahagia datang dari pasangan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution.
Pasalnya, Kahiyang Ayu baru saja melahirkan cucu keempat Presiden Jokowi pada Selasa, (03/08) lalu.
Bayi laki-laki tersebut memiliki berat 3,4 kilogram dengan tinggi 49,5 sentimeter. Melalui proses caesar, persalinan Kahiyang berjalan lancar.
Kini dikaruniai dua orang anak, Bobby Nasution tentu semakin giat bekerja demi mencukupi nafkah sang istri dan buah hatinya.
Namun, siapa sangka, profesi menantu Jokowi ini tak main-main. Ternyata Bobby tergabung di sebuah perusahaan properti besar di Indonesia, yakni Takke Group.
Di sana Bobby menempati posisi sebagai direktur marketing, sekaligus sebagai pemegang saham yakni kepemilikan sekitar 10-20 persen.
Bobby berkisah, dia mengenal Takke Group dan Lauren melalui ayahnya, Erwin Nasution. Pertemanan sang ayah dan Lauren ini membawa Bobby terjun ke dunia properti.
“Jadi, sebelum bergabung dengan Takke Group, saya sudah lebih dulu berbisnis properti pada 2011. Awalnya renovasi rumah untuk dijual kembali. Lalu bangun satu dua, hingga terlibat dalam proyek Malioboro City di Yogyakarta,” papar Bobby.
Bobby merampungkan pendidikan SD di Pontianak, SMP dan SMA di Bandar Lampung, kemudian melanjutkan pendidikannya di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Setelah itu, ia juga melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi yang sama hingga jenjang master.
Pada 2011, Bobby baru memulai berbisnis properti. Awalnya ia merenovasi rumah untuk dijual kembali.
Barulah kemudian ia terlibat dalam proyek Malioboro City di Yogyakarta.
Pada tahun 2014, Bobby juga mencoba untuk menekuni profesi yang melenceng dari pendidikan yang ditekuninya.
Ia sempat duduk di bangku manajer mengurusi klub sepak bola Medan Jaya yang bersaing di Divisi I.
Setelah dirasa cukup pengalaman, dia kemudian bergabung dengan Takke Group pada November 2016.
Klik Trend: Cinta Kuya Ngaku Pacar Betrand Peto, Ruben Onsu Marah
Menyadari kelas menengah di Indonesia, khususnya Jadebotabek yang terus berkembang dan memiliki kemampuan finansial untuk membeli hunian, Takke Group akan konsisten membangun properti untuk kelas ini.
Ke depan, setelah menyelesaikan Kemang View, Metro Galaxy dan Gardenia Bogor, Takke Group yang memiliki cadangan lahan 2,5 hektar akan mengembangkan properti serupa dan juga perkantoran.
“Bonus demografi ini yang kami jadikan peluang sebagai pasar potensial hunian. Apalagi saat ini yang beli Gardenia adalah end user sekaligus investor. Mereka membeli untuk ditempati atau menyewakannya kembali,” jelas Bobby Nasution.
Nama pengembang ini memang belum sementereng raksasa-raksasa properti lainnya macam Ciputra Group, Pakuwon Group, dan Agung Podomoro Group, namun di balik senyapnya aktivitas publikasi mereka, sudah ada beberapa properti yang patut dicatat.
Antara lain, apartemen Kemang View dan Metro Galaxy di Bekasi, serta sejumlah perumahan tapak seperti Cimanggis Permai. Jika dikumulasikan, jumlah properti yang telah mereka bangun sebanyak 8.000 unit.
“Total nilai proyek tersebut kami perkirakan sekitar Rp 2 triliun,” cetus Barlim.
Selain Gardenia Apartment yang menelan investasi Rp 600 miliar, Takke Group saat ini masih memasarkan 300 unit sisa apartemen Kemang View, dan 20-an unit Cimanggis Permai.
Pembangunan seluruh proyek ini dilakukan secara paralel dengan percepatan untuk mengejar target serah terima kunci kepada konsumen.
Takke Group, pengembang apartemen Gardenia mencetak penjualan 700 unit dari total 1.539 unit, hingga pertengahan September 2017.
Meski kondisi ekonomi masih lesu dan pasar properti belum pulih, penjualan apartemen yang berada di wilayah utara Kota Bogor ini tercatat 10 hingga 15 unit per bulan.
Direktur Takke Group Barlim Wisnu Aji menuturkan, untuk apartemen kelas menengah, kondisi makro tidak terlalu berpengaruh.
“Buktinya kami masih bisa jualan dengan harga yang terus naik dari tahun ke tahun,” tutur Barlim menjawab KompasProperti, saat temu media di Marketing Gallery, Bogor, Kamis (28/9/2017).
Sejak dipasarkan pada 2014 lalu, harga apartemen mengalami kenaikan signifikan. Dari sebelumnya Rp 9 juta per meter persegi, saat ini sudah berada pada level Rp 15 juta per meter persegi untuk tipe terkecil 20 meter persegi.
“Kami targetkan, pertengahan 2018 sekitar Mei atau Juni sudah selesai konstruksinya. Mulai akhir 2018 bisa serah terima secara bertahap,” kata Barlim.*