News – Nasib paramedis honorer di RSUD Ogan Ilir yang dipecat di tengah pandemi corona beberapa waktu lalu kini tidak jelas.
Di tengah pandemi Covid-19, mereka tidak tahu harus berbuat apa lantaran tak ada lagi tempat bagi mereka untuk mencari nafkah.
Melansir TribunNews pada Rabu (27/5/2020), salah seorang dari paramedis yang dipecat itu mengaku tidak tahu harus berbuat apa usai dipecat.
Trending: Nikita Mirzani Mengaku Ariel NOAH Pria Idamannya, Begini Tanggapan Atta Halilintar
Curhat Paramedis yang Dipecat
Salah satu paramedis yang enggan disebutkan namanya itu mengungkapkan hingga kini nasib mereka belum jelas.
“Karena masih suasana Lebaran, saya dan teman-teman yang lain memilih istirahat dulu untuk berkumpul dengan keluarga. Namun, masa depan kami belum jelas,” ujar pria dari Ogan Ilir yang enggan disebutkan namanya ini, dikutip dari TribunNews, Rabu (27/5/2020).
Ia pun menuturkan bahwa dirinya telah mengabdi kepada RSUD tersebut sejak pertama beroperasi.
Melansir TribunNews, sebanyak 109 tenaga kesehatan honorer di RSUD Ogan Ilir dipecat oleh Bupati Ogan Ilir, Rabu (20/5/2020) lalu.
Keputusan itu dianggap kontroversial, mengingat alasan dan keadaan pemecatan tersebut di tengah Pandemi Covid-19 saat ini.
Dirinya juga mendengar jika para tenaga kesehatan honorer yang dipecat tersebut, bisa saja kembali lagi bekerja di RSUD Ogan Ilir, dibantu oleh DPRD Ogan Ilir.
Dengan catatan, mereka bersedia mengakui kesalahan dan menghadap Direktur RSUD Ogan Ilir secara kekeluargaan.
“Namun kami masih menunggu hasil mediasi PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Sumsel.
Sebenarnya, kami masih ingin kembali. Walaupun ini bukan berarti saya mewakili 108 tenaga honorer kesehatan yang lain,” ucapnya.
Baginya, pengabdian lebih penting ketimbang urusan materi di RSUD Ogan Ilir.
Hal itu yang menyebabkan mereka tidak pernah menanyakan soal gaji mereka, sebesar Rp750 ribu sebulan selama ini.
“Tentu kita tetap berusaha, hasilnya nanti biarlah yang di atas yang mengatur,” jelasnya.
Trending: Terungkap, Syahrini Pernah Diperingatkan Anak Angkat Mama Lauren
Tanggapan Bupat Ogan Ilir
Saat dikonfirmasi sebelumnya, Bupati Ogan Ilir Ilyas Panji Alam mengatakan jika pemecatan tersebut sudah final dan mengikat.
Sebab mereka sebelumnya sudah pernah dipanggil, namun dianggap tidak menjawab panggilan itu.
“La ya lah (permanen). Apa gunanya coba? Orangnya ada tapi ga mau,” ucapnya.
Namun jika ada yang hendak kembali, ia tidak menjawab secara gamblang apakah diperbolehkan atau tidak.
Hanya saja ia menjamin jika pelayanan terhadap masyarakat tidak akan terganggu dengan pemecatan tersebut.
“Itu urusan lain itu. Saya pastikan dengan 109 yang dipecat tidak mengganggu pelayanan di rumah sakit.
Jangan merasa kalau mogok ini pelayanan terganggu, enggak. Tenaga honor ada, ASN ada, dokter spesialis ada, dokter umum juga ada,” ucapnya.
Terakhir, ia juga belum memberikan pernyataan apakah boleh honorer tersebur kembali melamar bekerja di RSUD Ogan Ilir, atau tidak.
Ia menegaskan, seorang tenaga kesehatan harus tau protokoler dan standar bekerja sebagai seorang tenaga kesehatan.
“Saya ga mau jawab itu, urusan nanti itu. Yang penting dilihat dulu, kalau ga ada gunanya ya ngapain. Mereka tenaga kesehatan harusnya tau standar kesehatan seperti apa,” jelasnya.
Sebelumnya, sebanyak 109 paramedis honorer kesehatan di RSUD Ogan Ilir, dipecat.
Mereka dipecat karena melakukan mogok selama lima hari, sejak Jumat (15/5/2020) lalu.
Berdasarkan informasi, mereka mogok karena mempertanyakan beberapa hal.
Seperti SK Gugus Tugas, APD yang layak, intensif sampai ke rumah singgah untuk tenaga medis usai menangani pasien Covid-19.
Namun hal itu dibantah oleh Bupati Ogan Ilir, Ilyas Panji Alam.
Selain karena tuntutan itu telah tersedia sebelumnya, mereka dituding mangkir karena takut menghadapi pasien Covid-19 di RSUD Ogan Ilir.