KLIKTREND.com – Sebuah video soal bilik asmara para korban gempa di Lombok menjadi perbincangan hangat belakangan ini.
Pasalnya bilik asmara yang dinamakan dengan ‘Bilik Mesra’ itu dikhususkan untuk para pasutri pengungsi gempa Lombok.
Dilansir Kliktrend.com dari TribunNews.com, tempat yang dinamakan ‘Bilik Mesra’ itu terdapat di Dusun Pawang Busur Timur, Desa Rempek, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.
https://www.youtube.com/watch?v=qGCi_3vj0XI
Trending: Viral Penemuan Ikan Bertuliskan Ambon dan Maluku di Tubuhnya
Bilik Mesra Khusus Untuk Pasutri
Diketahui, pendirian ‘Bilik Mesra’ itu dilakukan untuk memberi ruang kepada pasangan suami isteri melakukan hubungan intim.
Gempa bumi yang melanda pulau Lombok selama satu bulan sejak 29 Juli 2018 hingga akhir Agustus ini membuat korban gempa masih bertahan di tenda tenda pengungsian.
Banyak hal yang dibutuhkan oleh para pengungsi, satu diantaranya adalah mengenai hubungan biologis suami istri.
Demi hubungan biologis tersebut relawan membuatkan sebuah kamar khusus yang dinamakan “Bilik Mesra” yang kegunaannya khusus untuk menyalurkan hasrat suami istri para pengungsi.
Adapun tujuannya adalah untuk menjaga sisi psikologi dan keamanan para pengungsi selama terjadinya bencana.
Dengan dibangunnya bilik mesra ini para pengungsi tidak perlu kembali ke rumah hanya untuk menunaikan kewajiban batiniahnya.
Keberadaan ‘Bilik Mesra’ itu terlihat dari postingan video salah seorang relawan yang diunggah oleh akun pantau.com di channel youtube, pada 31 Agutus 2018.
Trending: Sandra Dewi Soal Menikah Usia 33 Tahun
Mengakomodir Kebutuhan Primer Pasutri
Dari video tersebut sang relawan menjelaskan bilik asmara yang dikenal dengan ‘Bilik mesra’ ini dibangun di Dusun Rampek, Darussalam, Lombok Utara dengan menggunakan tenda berukuran kecil.
Tenda tersebut dihiasi aneka grafiti kasih sayang bergambar Jantung hati dan tulisan You and Me yang berarti “Kau dan Aku” cieeee…
“Bilik mesra ini dibuat untuk mengakomodir kebutuhan primer suami istri yang tidak memiliki tempat untuk melakukan hubungan,” kata Relawan di video tersebut.
Trending: Pernah Diejek Perawan Tua, Sandra Dewi Curhat Soal Nikah di Usia 33 Tahun
Soal Bilik Asmara di Maluku
Sejumlah pengungsi Desa Liang, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, mengaku lebih dari sebulan lamanya mereka harus menahan hasrat bercinta.
Hal tersebut lantaran situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan di lokasi pengungsian.
“Untuk urusan itu kita hanya bisa menahan saja, bisa lihat sendiri di dalam tenda itu kita tidak tidur sendiri, ada orang tua ada anak-anak dan keponakan jadi mau peluk saja tidak bisa,” kata Firda kepada Kompas.com saat ditemui, Rabu (13/11/2019).
Firda mengakui ada sebagian pengungsi yang rumahnya tidak rusak bisa memanfaatkan waktu luang untuk memenuhi kebutuhan primer mereka.
Namun bagi mereka yang rumahnya rusak, hanya bisa pasrah dengan keadaan yang ada.
“Syukur bagi mereka yang rumahnya tidak rusak tapi bagi mereka yang rumahnya rusak mau bagaimana, terpaksa pasrah saja,” ujarnya.
Trending: Video Kapolsek Berlutut Memohon di Hadapan Massa Viral, Begini Kisahnya
Sewa Penginapan
Bagi para pengungsi yang rumahnya rusak, terpaksa harus mencari cara untuk memenuhi kebutuhan biologis meski harus rela mengeluarkan biaya.
Mereka terpaksa pergi ke tempat yang lebih aman, bahkan hingga ke Kota Ambon untuk bermalam di sana.
“Kan tidak mungkin di tenda, ada banyak orang ya terpaksa kita ke Ambon sewa kamar di penginapan,” kata Amo.
Amo mengakui bahwa dia dan istrinya telah beberapa kali ke Ambon untuk keperluan tersebut.
Baginya, pemenuhan kebutuhan batin bagi pasangan suami istri menjadi salah satu anjuran agama yang bernilai ibadah.
“Ini juga kan bagian dari ibadah, jadi kita sesuaikan saja dengan kondisi yang ada,” katanya.
Selain itu, pengungsi lainnya, Arman Buton yang ditemui di lokasi pengungsian di Dusun Waimulung, Kecamatan Salahutu, menyampaikan hal yang sama soal kebutuhan biologis.
Ia kerap mengajak istrinya pergi dari lokasi pengungsian untuk sekadar memenuhi kebutuhan batin.
“Ya, mau bagaimana ya, kondisi sudah seperti begini, jadi kita cari tempat yang terbaik saja,” katanya sambil malu-malu.
Trending: Pelaku Fitnah Pesugihan Restoran Ruben Onsu Minta Maaf, Ini Tanggapan Suami Sarwendah
Bilik Asmara
Arman berharap pemerintah dapat mencari solusi agar kebutuhan biologis para pengungsi dapat terpenuhi dengan membangun “bilik asmara” di lokasi-lokasi pengungsian.
“Menurut saya begitu, harus ada tempat khusus yang layak bagi yang sudah berkeluarga di lokasi pengungsian,” ujarnya.
Hal yang sama juga diutarakan oleh pengungsi lainnya, Yuni.
Demikian juga dengan Yuni. Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan biologis para pengungsi, pemerintah perlu menyediakan tempat yang layak di lokasi-lokasi pengungsian.
“Pemerintah harus memikirkan hal itu, harus ada tempat yang layak ya untuk urusan itu,” ujarnya.*