Bambang Widjojanto Sebut Pemilu 2019 Terburuk Setelah Reformasi

Bambang Widjojanto Sebut Pemilu 2019 Terburuk Setelah Reformasi
Bambang Widjojanto - Kompas.com

KLIKTREND.com – Pemilu 2019 tidak hanya ramai oleh klaim kemenangan dari setiap kubu yang mendukung pasangan capres dan cawapres. Tetapi juga ramai oleh berbagai macam kasus kecurangan pada saat pencoblosan.

Tak hanya itu. Pemilu 2019 juga diwarnai dengan berita duka dari para KPPS yang meninggal dunia saat sedang bertugas. Dengan berbagai macam persoalan ini tentunya menjadi catatan merah bagi penyelenggara pemilu dan para pengambil kebijakan di negeri ini.

Berbagai macam fakta kecurangan yang terjadi mengundang komentar dari Bambang Widjojanto. Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto menilai penyelenggaraan
adalah yang terburuk sejak era reformasi. “Jangan sampai siapa yang menang, tapi yang dilantik berbeda,” kata Bambang Widjojanto pada diskusi bertema ‘Selamatkan Suara Rakyat’ di kawasan SCBD, Jakarta, Ahad 21 April 2019, seperti dalam siaran pers yang diterima Tempo.

[wonderplugin_video iframe=”https://www.youtube.com/watch?v=kftKK9hPNkU” videowidth=600 videoheight=400 keepaspectratio=1 videocss=”position:relative;display:block;background-color:#000;overflow:hidden;max-width:100%;margin:0 auto;” playbutton=”https://kliktrend.com/wp-content/plugins/wonderplugin-video-embed/engine/playvideo-64-64-0.png”]

Trending: Hasil Penghitungan Sementara, Prabowo-Sandiaga Unggul di 21 Daerah di Jabar

Alasan Bambang Widjojanto

Terkait pelaksanaan pemilu 2019, Bambang mengatakan ia punya alasan untuk memberi pernyataan itu. Ia mengatakan kecurangan pada pemilu 2019 ini terjadi sangat terstruktur, sistemis, dan masif. Begitu banyak fakta kecurangan terjadi hampir di seluruh Indonesia. “Padahal, kualitas pemilu ditentukan oleh kejujuran, bukan kerahasiaan.”

Menurut Bambang pemilu yang baik pada dasarnya memiliki prinsip ‘LUBER’ yang berarti langsung, umum, bebas, dan rahasia. Namun Luber saat ini tidak ada kebebasan. Surat suara yang dicoblos pun, kata dia, bukan hoax. “Jika prinsip dasar luber tidak dipenuhi, untuk apa ada pemilu?”

Trending: Deretan Artis Indonesia yang Karirnya Hancur di Usia Muda

Meskipun demikian, Bambang mengaku bangga dengan situasi saat ini. Menurut dia, masyarakat dengan kekuatannya masing-masing punya inisiatif untuk membongkar kecurangan di pemilu 2019

“Masyarakat tidak diam.” Mereka membuktikan gerakan inisiatif memperlihatkan kecurangan dalam Pemilu 2019 yang terus diampilifikasi untuk menyelesaikannya.

Gerakan ini, kata Bambang, adalah gerakan kesadaran masif. “Ini kekuatan publik yang tak suka kecurangan terjadi.”*

Tempo )

Exit mobile version