KLIKTREND.com – Dua mahasiswa Indonesia asal ITB sukses ciptakan tas anti copet hingga raih penghargaan di luar negeri.
Mengutip Grid.ID pada Minggu (15/12/19) dua mahasiswa ITB tersebut yakni Marchio Kevin Abdul Azis dan Intan Nur Amanah.
Keduanya berhasil mendapat penghargaan atas hasil karyanya menciptakan tas anti copet itu di Korea Selatan.
Trending: Viral, Dosen UGM Mengajar Sambil Gendong Bayi
Tas Anti Copet dengan Teknologi Tinggi
Pencurian atau pencopetan memang menjadi salah satu persoalan yang kerap terjadi di masyarakat.
Ada berbagai upaya dilakukan untuk meminimalisir persoalan seperti ini namun belum menuai keberhasilan.
Dilansir dari Kompas.com mereka tergerak untuk menciptakan tas itu karena melihat kondisi yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari.
Mereka menilai jika kasus pencopetan lebih sering terjadi pada kondisi penumpang berdesak-desakan dibanding pencopetan secara paksa.
Untuk menghindari hal tersebut, maka mereka menciptakan sebuah tas ransel yang memiliki sistem pengunci resleting yang hanya bisa dibuka oleh pemilik ransel.
“Caranya dengan tap kartu atau gelang RFID,” ujar Marchio, mahasiswa Teknik Elektro 2015 ITB dikutip dari Grid.
Marchio menjelaskan jika tas tersebut berbeda dengan tas anti copet yang telah beredar di pasaran.
Menurutnya tas anti copet yang sudah ada di pasaran memang telah menggunakan sistem pengaman, namun aksesibiltasnya buruk. Kekurangan itulah yang coba mereka perbaiki.
Mereka membuat sistem pengunci resleting yang didesain dimana tas ciptaan mereka memiliiki aksesibilitas yang baik.
Izzipack, tas ransel ciptaan mereka diintegrasikan dengan aplikasi smartphone untuk memantau sisi baterai, mengaktifkan sistem alarm, dan melacak tas yang hilang atau dicuri dengan GPS tracker.
Trending: Viral Video Seorang Wanita Datang ke Nikahan Mantan, Akhirnya Dinikahi Juga
Meraih Excellence Award Winner
Selama pembuatan tas ini, para peneliti muda ini mengungkapkan bahwa mereka menemukan banyak kendala teknis.
Mereka merasa jika teknologi yang dibuat oleh timnya memang terbilang orisinil, sehingga banyak trial and error yang dilakukan saat coba diimplementasikan.
Selain itu, timnya juga merasa cukup kesulitan saat mengintegrasikan segala komponen elektrik dan mekanik pada tas yang notabenenya berbahan kain lunak.
“Jadi teknologinya harus kokoh, kedap air, tahan guncangan, tapi tas juga harus tetap elastis dan ringan,” ungkapnya yang mengaku sampai sekarang masih menemukan kendala teknik.
Tas ciptaan mereka ini lalu coba dibawa bertanding ke ajang Global Capsone Design Fair: Engineering Education Festival (E2Festa) 2019, akhir November lalu.
Dua putra-putri bangsa itu bergabung bersama tim dari Chonbuk National University Korea. Dalam ajang tersebut, keduanya meraih Excellence Award Winner atau setara dengan predikat Runner Up.
Trending: Viral, Luna Maya Unggah Foto Kenakan Pakaian Pengantin Bicara Soal Pernikahan
Marchio menyatakan jika timnya merupakan tim delegasi dari Hub of Innovation Chonbuk National University.
Kesempatan yang mereka raih ini diperoleh karena sebelumnya mereka pernah meraih predikat Grand Prize Award di ajang perlombaan sebelumnya, yaitu International Student Joint Capstone Design Project (i-CAPS) 2019 di Daejeon, Korea Selatan, Agustus 2019.
“Untuk mengikuti perlombaan ini, persiapan kami cukup panjang, sejak Januari 2019,” tuturnya.