KLIKTREND.com – Seorang bayi di Desa Tonro Lima, Polewali Mandar, Sulawesi Barat diberi minum kopi 5 gelas setiap hari oleh orang tuanya.
Yang mengejutkan bayi bernama Hadijah itu mampu menghabiskan 5 gelas minuman kopi atau sekitar 1,5 liter setiap harinya.
Dilansir Kliktrend.com, dari Kompas.com pada Selasa (17/9/2019), orang tua bayi tersebut memiliki alasan mengapa memberikan minuman kopi kepada anak mereka.
Trending: Keluarga Betrand Peto Diusik, Ruben Onsu Protes
Diberi Minum Kopi 5 Gelas Setiap Hari, Begini Persoalannya
Setiap tindakan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya pasti memiliki alasan tersendiri.
Apa yang dilakukan Syafrudin dan Anita terhadap anak mereka tentunya memiliki alasannya tersendiri.
Yang pasti mereka tak tega membiarkan anaknya kelaparan di tengah keterbatasan yang mereka miliki.
Maka pilihan yang paling muda untuk mereka lakukan walau memiliki resiko, namun terpaksa melakukannya. Tak ada jalan lain selain memberi sang bayi minuman kopi.
Trending: Begini Reaksi Para Mahasiswa Thailand Soal Lagu Sahabat Kecil Betrand Peto
Pasalnya, bayi perempuan berusia 14 bulan itu sering mengkonsumsi minuman yang biasanya diperuntukkan orang dewasa.
Kedua orangtua bayi itu, Sarifudin dan Anita memiliki alasan tersendiri mengapa membiarkan bayinya mengonsumsi minuman kopi.
Tak tanggung-tanggung , bayi bernama Hadijah Haura itu mampu menghabiskan lima gelas minuman kopi, atau setara dengan 1,5 liter setiap harinya.
Ia memberikan anak pertamanya itu kopi tubruk karena selama ini mereka tidak mampu untuk membeli susu. Anita dan suaminya sehari-hari hanya bekerja sebagai buruh kupas kopra.
Dari pekerjaannya itu, ia memperoleh gaji sebesar Rp 20 ribu saja yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dapur.
“Ya mau apalagi, pendapatannya tidak cukup untuk membeli susu. Terpaksa setiap hari hanya diberi dot berisi kopi.
“Bahkan ia tidak bisa tidur kalau tidak minum kopi. Biasa merengek minta kopi sebelum tidur,” jelas Anita dikutip dari Kompas.
Menurut Anita, Ia dan suaminya Sarifuddin hanya menggantungkan hidup dari upah bekerja sebagai pengupas kopra.
Saat musim panen, Sarifuddin kerap beralih profesi menjadi buruh angkut padi di sawah karena upahnya lebih besar. Namun usai panen, ia kembali menekuni profesi sebagai buruh kupas kopra.
Selama sehari bekerja, maksimal ia mendapatkan penghasilan bersama suaminya hingga Rp40.000.
Itu pun jika ada kelapa yang bisa diolah jadi kopra. Saat bahan bakunya habis ia kerap beristirahat sampai ada bahan baku terkumpul untuk diolah.
Kalau ada upah setiap hari itu biasanya hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari, itu pun kadang tidak cukup.
Dampak Minum Kopi Untuk Kesehatan
Kebiasaan menenggak kopi ternyata sudah dilakukan sejak Hadijah berusia 6 bulan. Padahal pada usia seperti itu, Hadijah harusnya mendapatkan gizi yang cukup untuk perkembangan fisiknya di kemudian hari.
Meskipun begitu, Anita tak pernah melihat ada gangguan pada tumbuh kembang anaknya. Pertumbuhan fisik Hadijah sama seperti anak normal seumurannya.
Namun, Anita mengaku sang anak memang tergolong super aktif daripada teman-teman sebayanya.
Hadijah juga kerap membuat orangtuanya kewalahan dan tak bisa tidur karena ia aktif bermain.
Anita juga sempat khawatir dengan perkembangan kesehatan anaknya, namun karena tidak punya pilihan, akhirnya ia terus menerus memberikan kopi untuk anaknya.
Ia juga mengaku tak pernah menerima bantuan susu atau asupan gizi dari dinas kesehatan untuk anaknya.
Usai berita itu tersebar, Kabid Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Polman sudah mengunjungi anak tersebut dan memberikan bantuan berupa susu dan biskuit.
Mereka juga memberikan pemahaman kepada orangtua bayi itu tentang dampak pemberian kopi pada anak.
Mereka juga memberitahu agar keduanya tak lagi memberi bayi itu kopi meskipun terus merengek.
“Karena kalau lama kelamaan nanti ada efeknya karena mengandung kafein dan mengandung banyak gula,” jelas mereka dikutip dari Tribun Jakarta.
Sementara itu, melansir dari Tribunnews.com Selasa(17/9/2019), dari hasil penelitian menyatakan mengkonsumsi kopi dan kafein bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Mulai dari gangguan tidur, diabetes tipe 1, denyut jantun meningkat, tekanan darah dan banyak lainnya.
Selain itu, mengkonsumsi teh dan kopi pada balita khususnya yang berusia dua tahun, dapat meningkatkan peluang resiko kegemukan sebanyak 3 kali lipat.*