Kliktrend.com – Video berisi seorang pendaki memanjat dan berjoget di atas Tugu Triangulasi Puncak Gunung Merbabu, Jawa Tengah viral di media sosial.
Video viral tersebut diunggah di antaranya di akun resmi Instagram Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), yakni @btn_gn_merbabu pada Rabu (6/10).
Satu video memperlihatkan seorang laki-laki berjoget di atas tugu puncak Triangulasi yang berada di ketinggian 3.142 mdpl.
Baca Juga: Atlet NTT Dijemput Pick Up, Bagaimana dengan Anggaran PON Rp 20 M?
Pria itu berdiri dengan kaki menapak pada dua tiang tugu. Dengan diiringi musik, pria itu pun terlihat asyik berjoget.
Kemudian ada dua foto yang memperlihatkan seseorang duduk di atas tugu tersebut dengan pose membelakangi kamera. Belum diketahui dua foto itu dari dua orang berbeda atau orang yang sama.
Sangat Disayangkan
https://www.instagram.com/p/CUsA2-AFsas/
BTNGMb dalam unggahan tersebut juga menyertakan keterangan, video dan gambar di atas sedang viral saat ini. Hal seperti ini disebut contoh pendaki yang kurang bertanggung jawab.
“Bagaimana jika mereka itu terjatuh?” tulis btn_gn_merbabu.
Aksi pendaki memanjat dan berjoget di atas tugu Triangulasi sangat disayangkan. Disebutkan juga, bahwa tugu itu dibangun sebagai identitas puncak Gunung Merbabu.
Baca Juga: Dituduh Selingkuh dengan Istri Orang, Jonathan Frizzy Beri Tanggapan
“Tugu itu dibangun sebagai identitas puncak Gunung Merbabu. Untuk menegakkan tugu tersebut harus membawa air, semen dan material dari bawah. Seharusnya kita turut menjaganya,” lanjutnya.
“Jadilah pendaki yang bijak, cerdas dan bertanggung jawab sobat,” tutupnya.
Dalam kolom komentar, netizen rata-rata menyayangkan tindakan pendaki tersebut. Bahkan sejumlah komentar meminta pendaki itu diberi tindakan tegas hingga di-blacklist.
“Wajib di tegur, edukasi, dan Blacklist,” kata akun @out****.
Baru Dibuka untuk Pendaki
Belum diketahui, apakah video dan foto yang viral tersebut merupakan gambar baru atau lama.
Seperti diketahui, Gunung Merbabu dibuka kembali di masa PPKM sejak 5 Oktober 2021 kemarin. Namun baru satu jalur yang dibuka secara resmi yaitu jalur Thekelan, Kabupaten Semarang.
Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) menyayangkan aksi pendaki yang nekat memanjat dan berjoget di atas Tugu Triangulasi Puncak Gunung Merbabu, Jawa Tengah.
Kasubag TU BTNGMb, Johan Setiawan pada Kamis (7/10/2021) menjelaskan bahwa pihaknya kini mencari para pendaki yang video dan fotonya viral di media sosial tersebut.
Baca Juga: Irfan Hakim Terpeleset dari Tebing dan Isu Meninggal Dunia
“Kami menyayangkan dan berharap para pendaki Merbabu, tentunya kita harus bijak, yang menjaga norma dan mengikuti aturan yang ditetapkan,” kata Johan.
Johan menerangkan pihaknya kini mencari para pendaki yang viral berjoget di atas tugu tersebut.
Pihaknya tengah menelusuri data pendaki tersebut apakah melalui jalur resmi atau jalur yang belum dibuka.
“Kita sedang menyelidiki pendaki viral tersebu). Kita mencoba beberapa kemungkinan, tapi kita juga di pintu pendakian Thekelan sekarang sudah kita tapis, atau bisa jadi melalui yang belum dibuka, kita belum tahu itu” terang Johan.
Tugu Aset Negara
Di sisi lain, Johan menerangkan tugu yang dibangun di Puncak Merbabu itu merupakan aset negara yang dibangun dari uang rakyat melalui pajak.
Pembangunan tugu itu pun digunakan untuk kepentingan wisata pendakian sehingga ada aturan yang harus ditaati.
Dia menerangkan Tugu Triangulasi itu dibangun pada 2017 lalu. Tak hanya dibangun di Puncak Syarif, tugu itu juga dibangun di Puncak Kentengsongo. Setiap tahunnya tugu-tugu itupun mendapat perbaikan.
“Tugu itu baru saja diperbaiki. Pada saat PPKM kemarin, diperbaiki karena sebelum itu kan condong, miring. Karena dirasa membahayakan sehingga kita lakukan perbaikan,” jelasnya.
Dengan adanya perbaikan tersebut, diharapkan keberadaan tugu-tugu di puncak Gunung Merbabu itu bisa awet.
Selain itu, keberadaan tugu itu juga menjadi penanda para pendaki telah mencapai puncak Gunung Merbabu.
Baca Juga: Sah! Anji Manji Dihukum 5 Bulan Rehabilitasi
Dia menambahkan upaya membangun tugu di puncak Gunung Merbabu itu tidaklah mudah.
Butuh perjuangan dari para relawan maupun tukang bangunan untuk membawa material dari bawah menuju puncak.
“Kita cor, kita bawa material semen, batu, air dari bawah ke atas. Dibantu masyarakat, relawan untuk melakukan perbaikan dan sekarang sudah bagus, harapannya bisa awet, memberi sebagai tanda sudah sampai puncak,” ujar dia.*