Kliktrend.com – Kecelakaan yang dialami pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 beberapa waktu lalu merenggut banyak korban.
Namun dari kejadian itu, ada 4 orang yang lolos dari kecelakaan maut tersebut yakni 3 calon penumpang dan 1 awak kabin atau pramugari pesawat tersebut.
Lantas bagaimana kisah dari keempat orang tersebut mereka sehingga mereka lolos dari peristiwa nahas itu?
Untuk mengetahui hal itu, berikut kisah keempat orang yang lolos dari kecelakaan Sriwijaya Air sebagaimana dilansir dari TribunNews, Rabu (13/1/2021).
https://www.youtube.com/watch?v=M0-vfg8nThw
Baca juga: Arie Kriting Nikahi Indah Permatasari Tanpa Restu, Tulis Pesan Cinta untuk Sang Kekasih
4 Orang yang Lolos dari Kcelakaan Sriwijaya Air
Untuk diketahui, tiga calon penumpang tersebut batal naik pesawat yang jatuh di perairan Pulau Seribu gara-gara tes swab.
Ketiganya adalah Rachmawati, seorang ASN di Mempawah, Kalimantan Barat dan dua orang bernama Paulus Yulius Kolla serta Indra Wibowo.
Paulus Yulius dan Indra adalah dua orang teman satu pekerjaan di Pontianak. Paulus asal NTT sedangkan Indra dari Jawa, mereka sebenarnya bertugas di Sulawesi.
Sedangkan Ananda Lestari, pramugari Sriwijaya Air terhindar dari kecelakaan pesawat karena pergantian jadwal pesawat.
Dikutip dari TribunNews, Rachmawati, warga Mempawah, Kalbar yang batal terbang ke Pontianak pada Sabtu (9/1/2021).
Sejatinya ia adalah penumpang pesawat itu, namun karena surat keterangan PCR Swab-nya belum jadi maka ia batal menumpang pesawat tersebut.
Rachmawati yang juga mantan qoriah internasional asal Kalbar itu selamat karena tak jadi terbang.
“Sebenarnya saya akan berangkat menggunakan pesawat tersebut, tetapi karena menunggu hasil PCR SWAB yang baru hari ini keluar, jadi batal ikut pesawat itu,” kata Hj Rachmawati warga Mempawah yang bertugas di Kemenag RI ini pada Sabtu (9/1/2021) dikonfirmasi Tribunpontianak.co.id melalui telepon.
Dikatakan, sudah menghubungi pihak travel untuk pesan tiket beberapa hari sebelumnya. Tapi karena ke Pontianak harus pakai PCR SWAB harus menunggu sampai hasil keluar.
Mantan Qoriah Internasional era tahun 1985-1986 menjelaskan, hasil Swab baru di ketahui hasilnya pada Sabtu siang.
Sehingga keberangkatan pulang ke Pontianak menggunakan Pesawat Sriwijaya jadwal hari Sabtu dibatalkan.
“Karena PCR SWAB baru keluar tadi, akhirnya saya jadinya berangkat besok (Minggu) menggunakan pesawat air Asia,” ujar Rachamati.
Rachmawati bersyukur masih diberi umur panjang karena batal berangkat ikut pesawat naas itu.
“Tadi banyak yang telepon juga, anak dan saudara yang di Mempawah dan Sambas, karena beredarnya nama penumpang, yang tertera ada nama saya, dan pihak keluarga juga sebenarnya sudah tahu kalau saya rencana pulang hari ini,”katanya.
Pegawai Kemenag RI ini pun turut mendoakan semoga almarhum dan almarhumah yang jadi korban kecelakaan pesawat semoga husnul khatimah.
Baca juga: Gisella Anastasia Menyesal soal Kasus Video Syur, Ini Harapannya untuk Sang Anak
Paulus dan Indra Wibowo
Paulus Yulius Kollo (24), warga asal Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), lolos dari kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yang diduga jatuh di Kepulauan Seribu, Sabtu (09/01/2021).
Paulus mengatakan dirinya bersama rekan kerjanya Indra Wibowo awalnya akan berangkat dari Makassar, Sulawesi Selatan menuju Pontianak, karena bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia.
Perusahaannya yang membelikan tiket pesawat untuk dia dan temannya. Karena tidak ada penerbangan langsung, keduanya transit di Jakarta.
Paulus dan rekannya berangkat dari Makassar ke Jakarta menggunakan hasil rapid test Covid-19 biasa.
Sementara untuk berangkat dari Jakarta menuju ke Pontianak, Kalimantan Barat, penumpang wajib menunjukkan hasil Tes Covid-19 dengan metode Swab.
Karena dianggap mahal, akhirnya Paulus dan temannya memutuskan untuk berangkat ke Pontianak dari Jakarta menggunakan kapal laut.
“Itu betul nama saya. Kemarin saya mau ke Pontianak, tapi karena ada sedikit kendala maka saya cancel tiket,” ungkap Paulus melalui pesan singkat, Minggu (10/1/2021).
Paulus mengaku baru mengetahui Sriwijaya Air Jatuh saat baru mendapat sinyal. Dia diberitahu oleh keluarga dan pimpinan tempat dia bekerja.
Baca juga: Indah Permatasari Menikah, Sang Ibunda Tak Maafkan Arie Kriting
Ananda Lestari
Ananda Lestari, pramugari Sriwijaya Air terhindar dari kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak.
Awalnya, Ananda dijadwalkan ikut dalam penerbagan itu.
Namun tiba-tiba rutenya dipindahkan ke tujuan Makassar.
“Iye, Alhamdulillah ibu, bukanji ajalku kasian, kenapa tiba-tiba ruteku ke Makassar, padahal tadinya mau di pesawat itu,” kata Nurpiana mengulang ucapan Ananda saat ia ditelepon kemarin.
Nurpiana, Minggu (10/1/2021) mengatakan, Ananda adalah ponakannya.
Dia berasal dari Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
“Dia anak dari saudara saya,” katanya.
Nurpiana mengaku sempat syok saat mendengar ada pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak jatuh.
Sebab sebelumnya Ananda menyampaikan akan terbang ke Pontianak.
“Saya langsung syok mendengar berita ini, namun saya tetap menenangkan diri dan mencoba menghubungi Ananda siapa tahu bukan pesawat itu yang dia tumpangi,” ujar Nurpiana.
“Setelah tersambung ke telepon Ananda, saya langsung mengucap syukur karena ternyata dia tidak ikut dalam penerbangan itu,” sambungnya.
Diketahui, Sriwijaya Air SJ182 tujuan Jakarta-Pontianak lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu pukul 14.36 WIB.
Beberapa saat kemudian, tepatnya pada 14.40 WIB, pesawat dinyatakan hilang kontak.
Pesawat disebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu, dekat Pulau Laki dan Pulau Lancang.
Direktur Utama Sriwijaya Air Jeff Jauwena menyatakan, pesawat SJ182 sempat tertunda keberangkatannya 30 menit akibat hujan deras.
“Delay akibat hujan deras, maka ada delay 30 menit saat boarding,” kata Jeff dalam konferensi pers.
Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Suryanto Cahyono mengatakan, pihaknya masih terus mengumpulkan berbagai informasi mengenai peristiwa jatuhnya pesawat SJ182 itu.
Sejauh ini, diketahui pesawat seri Boeing 737-500 itu berusia sekitar 26 tahun, dibuat pada tahun 1994.